SKRIPSI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI GAJAH …
Transcript of SKRIPSI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI GAJAH …
SKRIPSI
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI GAJAH WONG DI
KELURAHAN PANDEYAN, KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA
YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
Fera Siska
16520075
ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2021
i
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI GAJAH WONG PANDEYAN,
KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Prasyarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata (1)
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Disusun Oleh:
Fera Siska
16520075
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN STRATA 1
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertanyakan di depan Dosen Penguji Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Pada hari : Kamis
Tanggal : 11 Februari 2021
Waktu :08:00 WIB
Tempat : Ruang Ujian Skripsi STPMD “APMD”
Yogyakarta
Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
1. Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi
Dra. Herawati, MPA …………………………..
2. Penguji Samping I
Dra. B Hari Saptaning Tyas, M. Si …………………………..
3. Penguji samping II
Drs. Sumarjono, M. Si …………………………..
Mengetahui
Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
(Dr, Guno Tri Tjahjoko, MA)
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fera Siska
NIM : 16520075
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengendalian Pencamaran Air Sungai”
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Yogyakarta 2021
Fera Siska
NIM.16520075
iv
MOTTO
Bersabarlah semua ada waktunya, semua punya prosesnya masing-masing,
percayalah Tuhan sudah menyediakan masa depan yang terbaik bagi kita.
Fera Siska
Jangan hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala
hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Filipi 4:6
Karena masa depan sungguh ada, dan harapan tidak akan hilang.
Amsal 23:11
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur saya hantarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
setiap berkat, rahmat, serta tuntunan-Nya selama ini sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Saya ingin mempersembahkan skripsi ini untuk semua
orang yang berarti dalam hidup saya:
1. Ayah (Alm) Yagan Rayung dan mama tercinta, Yuliana Yusak di kampung
Long Layu-Kalimantan Utara.
2. Kakak Sepgery Pitersen dan adik Junior Rayung tercinta dan semua keluarga
yang selalu mendukung.
3. Teman-teman dan sahabat-sahabat aku yang tidak disebut satu persatu.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD
“APMD” Yogyakarta.
Terimakasih semuanya atas dukungan, bantuan dan dorongan dari kalian semua
saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tuhan Membalas semua doa baik dan dukungan
yang kalian berikan selama ini. Tuhan Yesus Memberkati kita semua.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas dukungan dan doa
orang-orang tercinta, akhirnya Skripsi dapat terselesaikan dengan baik karena berkat
dan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi guna memenuhi syarat untuk
mencapai derajat jenjang Strata I Program Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” Yogyakarta dengan judul
“PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI” penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan cepat selesai tanpa ada dukungan dari semua
pihak baik berupa petunjuk, bimbingan maupun saran. Pada kesempatan ini penulis
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M. Si selaku ketua STPMD “APMD”
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Guno Tri Tjahjoko, MA sebagai ketua jurusan Program Studi Ilmu
Pemerintahan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian dan penulisan skripsi.
3. Ibu Dra. Herawati, MPA sebagai dosen pembimbing yang telah berkenan
memberi izin dan dengan sabar memberi bimbingan sehingga penulis dapat
melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi.
4. Bapak/ibu Dosen yang tidak kenal lelah memberi kuliah, khususnya Prodi
Ilmu Pemerintahan.
5. Seluruh staf dan karyawan/karyawati STPMD “APMD”.
vii
6. Kepada Kelurahan Pandeyan yang telah memberikan izin penelitian.
7. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
8. Kepada kedua orang tua tercinta (almarhum) ayah dan mama tercinta atas doa
dan jasa-jasa kesabarannya mama yang tidak pernah lelah dalam mendidik
dan memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis dari kecil.
9. Kepada kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung, mendoakan dan
memberi semangat kepada penulis.
Semoga Tuhan Yesus selalu melimpahkan Berkat dan Rahmat-Nya kepada semua
pihak yang memberi bantuan dan dukungan kepada penulis baik selama penulisan
masih perkuliahan maupun dalam penyusunan. Akhir kata semoga karya yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 11 November 2020
Penulis
Fera Siska
xi
INTISARI
Skripsi ini berjudul Pengendalian Pencemaran Air Sungai di Sungai Gajah
Wong Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Pencemaran
sungai Gajah Wong akibat aktivitas masyarakat Kota Yogyakarta di sungai Gajah
Wong. Pencemaran bersumber dari limbah industri, limbah rumah tangga, rumah
sakit, peternakkan, perkebunan dan perikanan, Pemerintah Daerah Merespon masalah
ini dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
32 Tahun 2011 Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Gajah Wong di Kelurahan Pandeyan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, teknik
penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive,
pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi, dan teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis dari Moelong,
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pertama pencegahan, Kelurahan Pandeyan dalam upaya pencegahan yaitu
melakukan pengawasan, setiap melakukan kegiatan di Kelurahan Padeyan selalu
mematuhi AMDAL baik pengusaha maupun rumah tangga dan koordinasi dengan
Dinas Lingkungan Hidup, ada keterbatasan kelurahan untuk melakukan pencegahan
karena wewenang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup. Ke dua Kelurahan Pandeyan
terlihat bukan menjadi bagian dari pelaksana Pemerintah terkait Peraturan Daerah
Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, padahal
Kelurahan Pandeyan merupakan bagian dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang
memiliki tangungjawab untuk menyukseskan kebijakan yang dibuat pemerintah Kota
Yogyakarta, Kelurahan Pandeyan merasa tidak memiliki kewenangan dan sebatas
menjalankan fungsi koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, kelurahan Padeyan
juga memiliki wewenang untuk melakukan pencegahan sembari meningkatkan
koordinasi degan Dinas Lingkungan Hidup, Kelurahan Pandeyan dapat menyebarkan
selebaran/himbauan Pemberitahuan di berbagai Tempat di Kelurahan Pandeyan
tentang larangan pembuangan sampah dan limbah sembarangan beserta keterangan
denda Ketika melanggar. Ke tiga, pemulihan pencemaran dilakukan kerja bakti
bersama sebulan sekali dan perbaikan sungai yang dilakukan pelumpuran setahun
sekali bertujuan untuk menjaga sungai dan ekosistemnya terjaga sejauh ini hanya itu
yang dilakukan.
Kata Kunci: Pengendalian-pencemaran-Kelurahan Pandeyan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN
Lingkungan hidup adalah satu kesatuan dari suatu ruang yang terdiri dari
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup dan termasuk manusia di dalamnya
yang membentuk suatu sistem dengan hubungan yang saling mempengaruhi
untuk membentuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Munculnya kasus-kasus lingkungan yang terjadi di
setiap daerah, tidak terlepas dari sikap dan perilaku yang tidak lain merupakan
implikasi dari masih kuatnya pandangan antroposentrisme, yang selalu
menempatkan manusia dan kepentingannya sebagai dari segalanya. Manusia
di anggap paling menentukan dalam tatanan ekosistem sehingga ia bisa
melakukan apa saja terhadap lingkungan, walaupun dengan cara yang dapat
merusak lingkungan. Sebagai akibat, kini telah terjadi apa yang dinamakan
dengan krisis lingkungan seperti air, udara bersih, punahnya satwa. Krisis ini
telah menjadi salah satu menyumbang krisis global yang serius.
Pembangunan yang semakin meningkat risiko pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup sehingga struktur dan fondasi dasar ekosistem yang
menunjang kehidupan dapat rusak. Pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup merupakan sebab sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan
pemerintah harus menanggung biaya pemulihan. Upaya pengendalian dampak
lingkungan hidup tidak terlepas dari tindakan pengawasan agar ditaatinya
ketentuan peraturan Perundang-undangan dibidang lingkungan hidup.
2
Pembangunan yang semakin meningkat diikuti dengan pencemaran
lingkungan akibat pembuangan sampah organik dan anorganik yang berasal
dari pembuangan limbah industri, rumah tangga dan kegiatan pertanian yang
mengandung zat kimia yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan. Pencemaran lingkungan khususnya air
pada saat ini sudah sangat besar dan peningkatannya relatif tinggi.
Peningkatan pencemaran air dari pembuangan limbah, penyebab sumber air
sungai yang penting untuk irigasi cenderung menurun, baik dari segi kualitas
dan kuantitasnya.
Permasalahan lingkungan nasional yang merupakan pencemaran dan
perusakan lingkungan yang dalam perkembangannya terus menjadi, bahkan
cenderung semakin parah terutama setelah era reformasi dan otonomi daerah.
Pencemaran tergantung pada keadaan alam, keadaan medan atau jelasnya
dipengaruhi dan ditentukan oleh keadaan suatu wilayah. Sungai dapat
dijumpai di setiap tempat dengan kelasnya masing-masing. Sungai sebagai
sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi serbaguna
bagi kehidupan dan penghidupan makhluk hidup. Air merupakan segalanya
dalam kehidupan ini yang fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat atau
benda lainnya, namun apabila sebaliknya sungai tidak dijaga dan dirawat
dengan baik oleh masyarakat setempat dapat membahayakan kehidupan.
3
Sungai dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, baik transportasi,
mandi, mencuci dan sebagainya dan untuk wilayah tertentu sungai dapat
dimanfaatkan untuk menunjang makan dan minum. Sungai sebagai sumber
air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat,
sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan pembangunan.
Sungai Gajah Wong adalah salah satu sungai yang membelah Kota
Yogyakarta. Bagian hulu berada dilereng Merapi Kabupaten Sleman,
sedangkan bagian hilir berada di Kabupaten Bantul.
Sungai Gajah Wong merupakan ekosistem Aquatica yang keberadaannya
sangat dipengaruhi oleh aktivitas atau kegiatan di sekitarnya atau di Daerah
Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah
Istimewa Yogyakarta, peruntukkan Sungai Gajah Wong di masukan ke dalam
golongan B, yaitu sebagai sumber air minum dengan diolah terlebih dahulu.
Dimana Daerah sungai Gajah Wong ini masih banyak pelaku-pelaku
kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga yang masih berpotensi untuk
melakukan pencemaran air, seperti salah satunya saluran air didaerah
Gambiran Timur terdapat limbah bekas kegiatan rumah tangga dan sampah
plastik yang dibuang sembarangan ke dalam sungai Gajah Wong.
4
Peningkatan akan adanya kebutuhan manusia serta gaya hidup dari tahun
ke tahun semakin menuntut, hal ini membuat sampah meningkat juga.
Sampah yang semakin hari semakin menumpuk tidak sebanding kehidupan
perkotaan yang semakin kesini semakin sempit. Sehingga masyarakat yang
tidak mampu membayar ongkos kebersihan ataupun masyarakat yang tidak
mau atau tidak bisa mengelola sampah yang mareka hasilkan akhirnya
dibuang di sungai. Dari keadaan tersebut tentunya muncul permasalahan baru.
Masalah tersebut yaitu pencemaran air, saat ini pencemaran air di sungai
tentu tidak asing di kalangan kita lagi. Banyak masyarakat tidak sadar bahkan
mengabaikan bagaimana bahaya yang ditimbulkan nantinya jika mareka
dengan sengaja membuang sampah atau zat berbahaya lainnya ke sungai.
Masyarakat yang sengaja maupun tidak sengaja membuang limbah rumah
tangganya ke sungai baik berupa sampah, deterjen, kemasan makanan. Lihat
saja sungai Gajah Wong yang sudah tercemar.
Masyarakat banyak yang membuang sampah di sekitar bantaran sungai
tepatnya di belakang rumah mareka (khususnya warga bantaran sungai Gajah
Wong, Pandeyan Yogyakarta). Sampah rumah tangga, limbah, deterjen,
pewangi pakaian dibuang secara sembarang di sungai. Bahkan banyak juga
pabrik sekitar kali membuang limbah ke sungai tanpa dilakukan pengolahan
terlebih dahulu. Sehingga saat musim hujan terjadinya banjir. Itu merupakan
Sebagian kecil dampak yang diakibatkan oleh pencemaran air terutama
pembuangan sampah sembarangan di sungai masih banyak lagi dampak yang
diakibatkan olehnya.
5
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016. Terdapat
banyak program termasuk program pencegahan pencemaran sebagai berikut:
1. Penyusunan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai.
2. Pengawasan Sumber Pencemar.
3. Bimbingan Teknis Pengendalian Pencemaran Bagi Pelaku Usaha.
4. Pemeliharaan Sarana Pengelolaan Limbah Domestik Terpusat.
5. Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Pengelolaan Limbah Domestik
Kelompok.
6. Pembangunan Sarana Pengelolaan Limbah Perusahaan.
7. Pengawasan Sanitasi Rumah Tangga dan Pemukiman.
8. Penegakan Hukum/Kasus.
9. Pelayanan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Media Air.
10. Program Waste Water Minimize (W2M) dan Ekoefisiensi (Clean
Production).
11. Identifikasi Sumber Pencemar Air (SPA).
Meskipun sudah ada kebijakan di tahun 2012-2016 pengelolaan
lingkungan masih belum optimal, terlebih pada pencemaran air sungai Gajah
Wong yang masih terus menjadi dan dapat menimbulkan penurunan kualitas
air yang semakin besar. Selama ini DAS Gajah Wong sangat berguna untuk
berbagai kepentingan seperti pertanian, permukiman dan perikanan.
Kerusakan dan pencemaran air sungai akhirnya akan menjadikan fungsi
sungai semakin kecil atau rendah.
6
Sejalan dengan berlakunya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa dalam rangka
melestarikan dan mengembangkan lingkungan hidup yang serasi, selaras,
seimbang serta mempertimbangkan kearifan lokal guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup,
maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah Daerah bertugas dan
berwewenang: Menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup,
menetapkan dan melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup yang Strategi,
Menetapkan dan Melaksanakan kebijakan mengenai Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), menetapkan dan melaksanakan
kebijakan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Upaya Pengelolaan Lingkungan–Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-
UPL), dan Surat Pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL).
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup,
pemerintah daerah melakukan kegiatan yaitu: Perlindungan, Pemantauan,
Pembinaan, Sosialisasi, Pengendalian, Pengawasan, Perizinan, Pemberi
Penghargaan dan Penegakan hukum. Selain dengan peraturan yang dibuat dan
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
7
Sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap perilaku pencemaran
lingkungan, Pemerintahan Kota Yogyakarta mengeluarkan Peraturan Daerah
Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal
33 Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Daerah;
b. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
c. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
d. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat
pemrosesan akhir dan/atau;
e. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
f. membuang sampah tidak pada tempat sampah yang tersedia.
Selain berisi tentang larangan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor
10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, juga ada pasal yang mengatur
tentang sanksi administratif dan pidana bagi pelanggar peraturan yaitu pada
pasal 39 dan pasal 41 sebagai berikut:
8
Pasal 39 Sanksi Administratif
1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 34 ayat (1) dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis paling banyak 3 (tiga) kali.
b. pencabutan izin.
2) Tata cara dan pelaksanaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud
ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
Pasal 41 Ketentuan Pidana
1) Setiap orang yang terbukti melanggar ketentuan terhadap Pasal 31
ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), Pasal 32, Pasal 33 diancam dengan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling tinggi
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masuk ke dalam kas
Daerah.
Dalam melaksanakan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta tentu
memiliki Kecamatan dan Kelurahan sebagai perpanjangan tangan untuk
menjadi bagian pelaksana kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta di tengah
masyarakat.
9
Pemerintah Kelurahan Pandeyan merupakan bagian dari Pemerintah Kota
Yogyakarta untuk menerapkan atau melaksanakan Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Rencana Kerja Program
Kali Bersih Tahun 2012 – 2016 dan Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah. Kelurahan Pandeyan, berhak membuat
peringatan larangan dan denda di kelurahan Pandeyan Ketika ada pelanggran
yang berkaitan dengan larangan yang ada pada Pasal 33 Perda Kota
Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
Penulis berfokus meneliti tentang Penenggulangan pencemaran air sungai
Gajah Wong Pandeyan, bagaimana sumbangsih Kelurahan Pandeyan dalam
mewujudkan penanggulangan pencemaran lingkungan seperti yang tertuang
dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun
2011 Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016 dan
Perda Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah
terlaksana dengan baik di Kelurahan Pandeyan. penelitian ini berjudul
“Pengendalian Pencemaran Air Sungai Gajah Wong di Kelurahan
Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta”.
10
B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah ini yaitu: “Bagaimana Pengendalian Pencemaran Air Sungai Gajah
Wong di Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Gajah Wong di Kelurahan Pandeyan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta”.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan ilmu/teori yang
diperoleh dari proses kegiatan belajar mengajar di kampus, serta
memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Gajah Wong Di Kelurahan Pandeyan
Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta menjadi pengetahuan bagi
mahasiswa STPMD “APMD” Yogyakarta.
2. Secara Praktis
a. Dapat memberikan masukan dan pemikiran kepada masyarakat pada
umumnya serta kepada Pemerintah Daerah dan pihak terkait tentang
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Gajah Wong Di Kelurahan
Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Dapat memberi
masukan kepada Dinas Lingkungan Hidup sebagai bahan
11
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Di Kota Yogyakarta.
b. Sebagai referensi penelitian yang akan datang yang berkaitan
dengan Pengendalian Pencemaran Air Sungai khususnya di Kota
Yogyakarta.
E. KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pengertian Pengendalian
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengendalian
pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar
sesuai dengan baku mutu air (PP Nomor 82 Tahun 2001). Pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah serta penanggung jawab usaha dan kegiatan
sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
Pengendalian adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta memulihkan kualitas air untuk menjamin kualitas air
agar sesuai dengan mutu air. Pengendalian merupakan upaya
memaksimumkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif,
optimalisasi semacam ini sangat dipengaruhi oleh faktor politis, sosial dan
budaya. (Sumber https://rendratopan.com/2018/12/10/pengendalian-
pencemaran-dan-kerusakan-lingkungan-hidup/)
12
Adapun Teori Umum pengendalian terbagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Pencegahan
Pencegahan adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan prinsip pembangunan
telah menjadi dasar. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan
membuat kebijakan, rencana ataupun program perlindungan untuk
menjaga fungsi lingkungan dan keselamatan masyarakat, maka setiap
perencanaan tata ruang wilayah wajib berdasarkan Kajian Lingkungan
Hidup Sehat yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
Merespon Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengendalian pencemaran air, dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
(Perda Kota Yogyakarta) Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Kebersihan, Gubernur Daerah Istimewa Mengeluarkan Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Peraturan ini berisi Program Kali Bersih yang selanjutnya disingkat
Prokasih adalah program kerja untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas air agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya, yang
pelaksanaannya dilakukan dari tahun 2012-2016. Di dalam Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
13
Terdapat banyak program termasuk program pencegahan
pencemaran sebagai berikut:
1) Penyusunan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai.
2) Pengawasan Sumber Pencemar.
3) Bimbingan Teknis Pengendalian Pencemaran Bagi Pelaku
Usaha.
4) Pemeliharaan Sarana Pengelolaan Limbah Domestik Terpusat.
5) Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Pengelolaan Limbah
Domestik Kelompok.
6) Pembangunan Sarana Pengelolaan Limbah Perusahaan.
7) Pengawasan Sanitasi Rumah Tangga dan Pemukiman.
8) Penegakan Hukum/Kasus.
9) Pelayanan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Media Air.
10) Program Waste Water Minimize (W2M) dan Ekoefisiensi (Clean
Production).
11) Identifikasi Sumber Pencemar Air (SPA).
Kemudian ada program yang berkaitan dengan partisipasi
masyarakat dan kearifan lokal sebagai berikut:
1. Pembentukan dan Peningkatan Peran Kelembagaan
(LSM/Lembaga Non Pemerintah/Masyarakat) Peduli Sungai.
2. Bimbingan Pelatihan Sumber Daya Manusia.
3. Pembuatan Jaringan Informasi Sungai.
4. Peningkatan Peran Tokoh Masyarakat.
14
5. Pengembangan Jejaring Sampah.
6. Pelatihan Training of Trainer penyuluh sungai.
7. Pelatihan Training of Trainer pengelolaan sampah.
Selain Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun
2011 Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016,
Kota Yogyakarta mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 33
mengatur tentang larangan sebagai berikut:
a) memasukkan sampah ke dalam wilayah Daerah;
b) mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
c) mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan;
d) melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di
tempat pemrosesan akhir dan/atau;
e) membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
f) membuang sampah tidak pada tempat sampah yang tersedia.
Selain berisi tentang larangan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah, juga ada pasal
yang mengatur tentang sanksi administratif dan pidana bagi pelanggar
peraturan yaitu pada pasal 39 dan pasal 41 sebagai berikut:
15
Pasal 39 Sanksi Administratif
1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 34 ayat (1)
dikenakan sanksi administratif berupa:
a) teguran tertulis paling banyak 3 (tiga) kali.
2) pencabutan izin.
3) Tata cara dan pelaksanaan sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
Pasal 41 Ketentuan Pidana
1) Setiap orang yang terbukti melanggar ketentuan terhadap
Pasal 31 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4), Pasal 32, Pasal 33 diancam
dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
paling tinggi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masuk ke
dalam kas Daerah.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengembalian keputusan tentang penyelenggara usaha atau kegiatan.
16
Perizinan di sini adalah perizinan lingkungan, adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha atau kegiatan
wajib AMDAL atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
usaha atau kegiatan. Instrument ekonomi lingkungan adalah
seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong pemerintah pusat,
pemerintah daerah atau setiap orang ke arah pelestarian lingkungan
hidup.
b. Penanggulangan
Penanggulangan pencamaran atau kerusakan lingkungan hidup
setelah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dengan
cara:
1) Pemberi informasi peringatan pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup pada masyarakat.
2) Pengisolasian pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
3) Penghentian sumber pencemaran atau kerusakan lingkungan.
4) Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Merespon Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengendalian pencemaran air, dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
(Perda Kota Yogyakarta) Nomor 18 Tahun 2002 (18/2002) Tentang
Pengelolaan Kebersihan, Gubernur Daerah Istimewa Mengeluarkan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun
17
2011 Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Peraturan ini berisi Program Kali Bersih yang selanjutnya disingkat
Prokasih adalah program kerja untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas air agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya, yang
pelaksanaannya dilakukan dari tahun 2012-2016. Di dalam Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Terdapat banyak program termasuk program Penanggulangan
pencemaran sebagai berikut:
1. Evaluasi Status Mutu Air
2. Pembuatan Sistem Pembersihan Sampah Sungai
3. Pemantauan Kualitas Air dan Kuantitas Air.
c. Pemulihan
Pemulihan lingkungan hidup wajib dilakukan oleh orang yang
melakukan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup dengan
tahapan sebagai berikut:
1) Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur
pencemaran.
2) Remediasi.
3) Rehabilitasi.
4) Restorasi.
5) Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
18
Merespon Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Pengendalian pencemaran air, dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
(Perda Kota Yogyakarta) Nomor 18 Tahun 2002 (18/2002) Tentang
Pengelolaan Kebersihan, Gubernur Daerah Istimewa Mengeluarkan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun
2011 Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Peraturan ini berisi Program Kali Bersih yang selanjutnya disingkat
Prokasih adalah program kerja untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas air agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya, yang
pelaksanaannya dilakukan dari tahun 2012-2016. Di dalam Peraturan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Rencana Kerja Program Kali Bersih Tahun 2012 – 2016.
Terdapat program termasuk program Pemulihan pencemaran,
yaitu: Pembersihan bahan pencemar
Menurut peneliti pengendalian adalah pencegahan dengan upaya
pencegahan yang diakukan dengan membuat kebijakan, rencana
ataupun program dan perlindungan sedangkan penanggulangannya
memberi informasi, sosialisasi peringatan pencemaran yang terjadi,
pengisolasian pencemaran dan dengan cara melakukan penghentian
sumber pencamaran ataupun kerusakan lingkungan. Kemudian
pemulihan adalah dengan rehabilitasi.
19
2. Pencemaran Air Sungai
a. Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 Sungai
adalah tempat dan wabah serta jaringan air mulai dari mata air sampai
muara air dengan dibatasi garis sepadam. Sungai mengalir dari hulu
dalam kondisi kemiringan lahan yang curam, yang berturut-turut
menjadi agak curam, agak landau, dan relatif rata. Arus relatif cepat
didaerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat pada daerah hilir.
Menurut Triadmodjo (2008:103), sungai adalah saluran dimana
air mengalir dengan muka air bebas. Pada semua titik di sepanjang
saluran, tekanan permukaan air adalah sama, yang biasanya adalah
tekanan atmotfir. Variabel air sangat tidak teratur terhadap ruang dan
waktu. Variabel itu adalah lintangan saluran, kekasaran, kemiringan
dasar, belokan debit aliran dan sebagainya. Menurut Syarifuddin
(2000), sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi
yang leteknya lebih rendah dari tanah sekitarnya dan menjadi tempat
mengalirnya air tawar menuju laut, danau, rawa, atau ke sungai yang
lain. Sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang karena sifatnya,
menjadi tempat air mengalir.
20
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah pencemaran badan air (seperti lautan,
danau sungai, air, tanah) yang bisa disebabkan oleh manusia,
perubahan dalam bentuk fisik, kimia, atau biologis air memiliki
konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup. Pencemaran air
dapat mengakibatkan krisis air tawar, mengancam sumber daya air
minum dan kebutuhan pentingnya bagi manusia maupun makhluk
lainnya. Pencemaran air adalah masuknya komponen, energi atau zat
tertentu ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga mengakibatkan
kualitas air turun sampai tingkat tertentu dan tidak bisa digunakan
sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air merupakan kondisi
ketika badan air terkontaminasi oleh zat-zat yang dapat menurunkan
kualitas air. Zat-zat itu bisa berupa limbah, sampah, maupun bahan-
bahan beracun seperti pupuk dan pentisida. Pencemaran air terjadi
akibat buruknya pengelolaan sampah dan limbah, sehingga zat-zat
yang tidak diperlukan justru dibuang ke badan air, seperti sungai dan
laut.
Selain zat-zat yang dapat mengontaminasi air tersebut, fenomena
alam seperti gunung berapi, ledakan alga, kebinasaan ikan, badai, dan
gempa bumi juga dapat menyebabkan perubahan besar dalam kualitas
air, dan status ekologi air.
21
3. Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran air kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga
dan juga limbah pabrik yang sengaja di buang ke wilayah perairan. Ciri-
ciri air yang tercemar dapat dilihat dari warna, bau, dan juga rasa. Selain
itu juga dapat diukur dari derajat keasaman dan jumlah mikroorganisme
dalam air. Namun, untuk mengukur air itu tercemar secara akurat maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Zoer’aini Djamal Irwan (2012:91-92), sumber pencemaran dapat di
klasifikasi ke dalam:
a) Sumber tetap atau berasal dari lokasi yang dapat diidentifikasi
(point source). Sumber tetap adalah semua limbah yang berasal
dari sumber yang dapat di identifikasikan dan mudah dikontrol.
Bahan pencemaran yang termasuk ke dalam sumber tetap
antaranya: a) yang berasal dari tempat treatment limbah, b) Runoff
(lapisan) dari saluran-saluran sanitasi dari daerah urban
(perkotaan), c) industry d) tempat-tempat penyembelihan ternak.
b) Sumber tidak tepat (nonpoint source), sumber tidak tepat meliputi
limbah yang berasal dari Runoff di dataran, dari atmosfer dan
sumber yang sukar diidentifikasi dan sukar dikontrol, bahan-
bahan pencemaran ini meliputi: a) Runoff sedimen di daratan baik
akibat ulah manusia maupun secara alami, b) Runoff bahan-bahan
kimia seperti pupuk, pestisida dari daerah pertanian, c)
22
Sedimentasi akibat penambangan, dan d) Tumpahan minyak yang
berbahaya lainnya.
Sumber pencemaran air dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu:
1) Sumber langsung adalah sumber pencemaran secara langsung
melepaskan limbah dan produk sampingan yang berbahaya ke
dalam air terdekat tanpa pengelolaan. Contoh: limbah pabrik,
fasilitas pengelolaan limbah, kilang dan lainnya.
2) Sumber tidak langsung yaitu polutan dan bahan pencemar yang
masuk ke dalam badan air melalui air tanah, tanah atau atmosfer
seperti hujan asam.
4. Dampak Pencemaran Air
Jika terdapat zat-zat yang tidak diinginkan mengontaminasi badan air,
ia dapat mempengaruhi kehidupan diair karena hewan dan tumbuhan tidak
akan mampu hidup terus menerus menerima zat yang berbahaya bagi
mareka. Kualitas air yang buruk juga dapat menurunkan jumlah oksigen
dan nutrisi yang menopang satwa dan tumbuhan air.
Suhu air yang berubah pun dapat menimbulkan ancaman karena
terdapat hewan-hewan dan tumbuhan air yang sensitive terhadap
perubahan suhu. Terdapat beberapa dampak pencemaran air di antaranya:
penyakit, kerusakan ekosistem Eutrifikasi gangguan rantai makanan
berikut penjelasan mengenai dampak pencemaran air.
23
Penyakit pada manusia, minum atau mengonsumsi air yang tercemar
akan berakibat pada kesehatan. Air yang tercemar dapat menyebabkan
penyakit tifus, kolera, hepatitis dan penyakit lainnya.
Kerusakan ekosistem sangat dinamis dan merespons perubahan
lingkungan bahkan yang terkecil sekali pun. Polusi air dapat menyebabkan
seluruh ekosistem rusak jika dibiarkan tidak terkendali.
Eutrofikas adalah masuknya bahan kimia dalam badan air yang
mendorong pertumbuhan alga (ganggang). Alga ini membentuk lapisan di
atas kolam atau sungai lalu mengurangi oksigen dalam badan air.
Akibatnya, kehidupan perairan tersebut akan berdampak, gangguan rantai
makanan polusi air akan menyebabkan dampak negative pada rantai
makanan. Gangguan pada rantai makanan terjadi ketika racun dan polutan
dikonsumsi oleh hewan air (ikan, kerang, dan hewan lainnya) yang
kemudian di konsumsi oleh kita.
Berikut di bawah ini beberapa dampak yang diakibatkan oleh air yang
sudah tercemar:
a) Bisa mengakibatkan datangnya musibah banjir, bahkan bisa
terjadi banjir bandang.
b) Berakibat pada erosi.
c) Sumber air lama kelamaan menjadi berkurang.
d) Berbagai macam penyakit bisa datang karena air yang tercemar,
airnya menjadi kotor.
e) Bisa mengakibatkan tanah longsor. Ekosistem sungai terganggu.
24
f) Tanah tidak menjadi subur lagi, kalaupun masih subur, ke
suburnya sudah jauh berkurang.
Menurut peneliti dampak pencemaran air adalah bisa mengakibatkan
banjir, ekosistem sungai terganggu, kekurangan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari dan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, tanah
longsor dan tidak menjadi subur atau kesuburan tanahnya berkurang.
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Untuk memberi suatu pemahaman agar memudahkan peneliti maka
perlu adanya beberapa batasan masalah dan fokus penelitian. Fokus
penelitian memegang peranan penting dalam memandu agar mengarahkan
jalannya suatu penelitian. Fokus penelitian ini sangat dibutuhkan oleh
seorang peneliti agar tidak terjebak oleh melimpahnya volume data yang
masuk, termasuk juga yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian.
Adapun ruang lingkup yang dalam peneliti pengendalian, pencemaran
air sungai yakni:
a. Pencegahan Pencemaran Air Sungai
b. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai
c. Pemulihan Pencemaran Air Sungai
25
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Meolong (2003:3), Dalam penelitian ini yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yang menggambarkan atau memaparkan dan
menganalisa data. Deskriptif kualitatif adalah memberi suatu uraian
secara deskriptif mengenai gambaran objek yang diteliti kemudian
memecahkan permasalahan berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari
penelitian. Jenis penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata yang tertulis, lisan dari orang serta perilaku yang diamati.
2. Unit Analisis
a. Lokasi Penelitian
Sedangkan objek dari penelitian ini adalah Pengendalian
pencemaran Air Sungai Gajah Wong Di Kelurahan Pandeyan
Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Lokasi penelitian ini
berlokasi adalah Kota Yogyakarta.
b. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini terdiri dari Kepala Kelurahan,
Perangkat Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Dalam
penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat.
Adapun informan yang di wawancara sebanyak 11 orang.
Sugiyono (2010:299) penentuan subjek dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu.
26
Nurul Zuriah (2006:124) pemilihan subjek penelitian secara
purposive didasarkan atas ciri tertentu yang di pandang mempunyai
sangkut paut yang serta dengan tujuan penelitian. Pertimbangan
digunakan peneliti dalam penentuan subjek penelitian yaitu subjek
memiliki kewenangan dalam memberi akses dan informasi dan
subjek berkecimpung atau terlibat langsung dalam pengendalian
pencemaran air sungai.
27
Tabel I.1. Deskripsi Informan Penelitian
Sumber: Data Primer 2020
Dari tabel I.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan
penelitian ini, peneliti telah memperoleh data berupa informasi dan
dokumentasi dari informan yang sudah dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu pada pihak terkait yang relevan
dengan pembahasan untuk dijadikan sumber data yang diperlukan
yang menjadi informan. Yang bertujuan untuk mengetahui
No Nama Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan/
Jabatan
1. Sri Suparbiyono Laki-laki 56 Tahun S1 Kepala Kelurahan
2. Sri Handayani Perempuan 33 Tahun SLTA Sekretaris
Kelurahan
3. Agus Sutikna Laki-laki 51 Tahun D3 Kepala Seksi
4. Umar Ruhayat Laki-laki 42 Tahun S2 Ketua RT
5. Anis Sosilo
Abadi
Laki-laki 46 Tahun S1 Ketua RW
6. Harjono Laki-laki 57 Tahun Tidak
Sekolah
Buruh
7. Wiwik Widarti Perempuan 42 Tahun SLTA Mengurus Rumah
Tangga
8. Rani Putriawati Perempuan 31 Tahun S1 Karyawan Swasta
9. Aldino Pratama Laki-laki 32 Tahun SLTA Buruh
10. Herry Prianata
Sari Kaban
Perempuan 41 Tahun SLTA Wiraswasta
11. Ridha Arkaya Laki-laki 27 Tahun SLTA Wiraswasta
28
bagaimana Pengendalian Pencemaran Air Sungai Gajah Wong Di
Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Menurut Nasution (1998), observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat kerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu dikumpul dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,
sehingga benda-benda yang sangat jauh maupun dekat dapat di
observasi dengan jelas. Dalam hal ini penelitian mengobservasi
pengendalian pencemaran air sungai.
b. Wawancara
Burhan (2001:108) wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan melakukan wawancara dengan orang-orang yang dianggap
tahu tenteng topik yang diteliti baik mengenai sikap, pendapat, dan
pengelaman untuk memperoleh data secara langsung dengan benar
dan tepat. Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang
diwawancarai.
29
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk mendapat data
dan informasi tentang pengendalian pencemaran air sungai.
Wawancara ini dilakukan secara struktur dan sistematis dengan
menggunakan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan
yang dipersiapkan terlebih dahulu yang disesuaikan dengan keadaan
dan situasi pada saat wawancara. Wawancara dilakukan dengan
orang-orang yang telah dijadikan narasumber.
c. Dokumentasi
Moelong (1990:161) dokumentasi adalah setiap bahan tulisan
dan lisan, record yang telah dipersiapkan karena adanya permintaan
dari seorang penyidik. Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh
data-data pasti tentang penelitian. Data diperoleh dengan cara
mengumpulkan catatan-catatan, dokumen-dokumen dan catatan
lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam hal ini peneliti mengambil dokumen-dokumen penting
atau yang berkaitan dengan obyek penelitian ini mengenai
pengendalian pencemaran air sungai. Dokumen-dokumen penting
sehubungan dengan penelitian ini diperoleh dari instansi yakni
pemerintah.
30
4. Teknik Analisis Data
Moelong (2003:35) dalam penelitian kualitatif, Teknik analisis
data yang digunakan untuk menjawab hal yang telah dirumuskan
dalam proposal. Analisis data adalah proses menganalisa dan
mengurutkan data ke dalam pola-pola kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan seperti yang
telah dirumuskan oleh data. Sesuai dengan pendekatan penelitian yang
telah ditetapkan, yaitu pendekatan kualitatif maka Analisa data yang
dilaksanakan dengan jenis dan sifat data. Data yang bersifat kualitatif
analisis secara deskriptif yaitu dengan memberi penjelasan-penjelasan
secara terinci terhadap unsur-unsur yang diamati untuk memberikan
gambaran deskriptif terhadap fenomena di lapangan.
Analisis data kualitatif dilaksanakan melalui beberapa tahap
yaitu:
a) Menelaah data yaitu menyajikan secara keseluruhan data yang
diperoleh di lapangan baik hasil wawancara maupun
dokumentasi.
b) Reduksi data dengan membuang data yang tidak relevan dengan
tema penelitian dan tujuan memfokuskan pada tema penelitian
serta tidak keluar dari tema penelitian.
c) Menyusun satuan-satuan yaitu mengumpulkan data yang
berkaitan dalam sebuah kategori (sejenis).
31
d) Interpretasi data yaitu mengadakan penafsiran makna setiap data
dan memberikan kesimpulan.
Keabsahan data sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran
yang dapat mengenai fenomena yang diteliti. Untuk meningkatkan
kualitas data yang dilakukan pengecekan langsung dengan prinsip-
prinsip trianggulasi seperti yang dijelaskan Moelong (2003:59), yaitu
dengan membanding data-data yang diperoleh dari berbagai metode
yaitu observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
32
BAB II
PROFIL KELURAHAN PANDEYAN
1. Kondisi Umum
Kelurahan Pandeyan dibentuk berdasarkan Perda Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor : 06 tahun 1981 tentang Pembentukan,
Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Kelurahan di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Untuk wilayah Kota Yogyakarta jumlah
keseluruhan ada 45 Kelurahan. Pemerintah pusat Kelurahan terletak di
jalan Pandayen Gg Empu Sendok UH 5/783 RT 11 RW 03, sekitar 1,5 Km
dari Pusat Pemerintah Kota Yogyakarta.
Kelurahan Pandeyan merupakan salah satu wilayah yang termasuk
kategori Kawasan aglomerasi. Perkembangan fisik Kawasan Alomerasi
Perkotaan ditandai semakin luas wilayah terbangunnya. Salah satu
indikatornya adalah populasi penduduk yang berkembang pesat. Selain itu,
mobilitas manusia serta aktivitas ekonomi masuk dan keluar dari pusat
Kota Yogyakarta telah bertambah dengan terjadinya perubahan struktur
pemanfaatan ruang menjadi wilayah yang berciri kekotaan. Namun,
perencanaan tata ruang Kota Yogyakarta telah mulai sejak masa kolonial
Belanda ketika Ir. Thomas Karsen (1941) membuat perencanaan perluasan
kota. Namun perencanaan tata ruang kota tahun 1941 tersebut tidak dapat
menjadi arahan pembangunan Kota Yogyakarta yang saat ini telah
berkembang menjadi wilayah aglomerasi karena perencanaan saat itu
33
belum menyertakan muatan kebutuhan skala metropolitan. Pada wilayah
aglomerasi ini memiliki ciri masalah yang kompleks.
Ciri khas wilayah ini sangat istimewa yang tidak dimiliki oleh wilayah
lain yaitu dalam hal keterkaitan yang begitu besar dengan aspek kehidupan
kota maupun desa yang tercipta secara simultan image sebagai Kota
Budaya, Kota Pendidikan, Kota Pariwisata, dan kota Perjuangan.
Hal tersebut berdasar pada sektor-sektor yang mendominasi maupun
secara umum menggambarkan wilayah Kota Yogyakarta. Selain itu, nilai
keistimewaan di Kota Yogyakarta utamanya di dukung dengan adanya
Kraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat maupun Pura Kadipaten
Paku Alaman. Secara lebih lanjut, gambaran keseluruhan wilayah
Kelurahan Pandeyan didasarkan pada kondisi geografis atau karekteristif
fisik dan kondisi sosial kependudukan atau demografi, menurut kondisi
eksisting maupun ke cendrungan dan potensi pengembangan.
2. Kondisi Geografis
a. Letak
Wilayah Kelurahan Pandeyan terletak pada secara obsolut (posisi
astronomis) adalah di antara 110o 23’ 36” Bujur Timur – 110
o 22’ 57”
Bujur Timur dan 7o 49’ 08” Lintang Selatan – 7
o 49’ 40” Lintang
Selatan. Rentang jarak wilayahnya dari Utara ke Selatan adalah sejauh
kurang lebih 889 meter, sedangkan rentan wilayah dari Barat ke Timur
adalah kurang lebih 1.258 meter.
34
b. Batas dan Luas
Kelurahan Pandeyan merupakan salah satu dari 7 (tujuh) kelurahan
yang ada di wilayah Kecamatan Umbulharjo dengan luas wilayah
kurang lebih 118,499 Ha atau 1,2 Km persegi dan terbagi dalam 13
RW, 52 RT serta terdiri atas 7 (tujuh) kampung yaitu Kampung
Sidikan, Golo, Pakel, Kalangan, Kebrokan, Pandeyan dan Gambiran.
Kelurahan Pandeyan memiliki luas 1,38 km2, dimana batas
wilayah Kelurahan Pandeyan adalah:
Utara : Kelurahan Tahunan dan Kelurahan Warungboto
Timur : Kelurahan Warungboto dan Kelurahan Prenggan
Selatan : Kelurahan Prenggan, Kelurahan Giwangan, dan
Kelurahan Sorosutan
Barat :Kelurahan Giwangan, Kelurahan Sorosutan, dan
Kelurahan Wirogunan
Secara aministratif, Kelurahan Pendeyan terdiri atas 7 (tujuh) kampung
yang terbagi menjadi 13 RW dan 52 RT.
c. Kondisi Topografi
Kondisi topografi tersebut menunjukkan bahwa secara umum
wilayah Kelurahan Pandeyan ada pada relief datar. Kondisi wilayah
yang datar menjadi suatu potensi serta konsekuensi dalam pengelolaan
dan pengembangan wilayah, di antaranya dalam perkembangan
perkotaan maupun permukiman. Kondisi wilayah Kelurahan Pandeyan
secara fisik dapat juga dianalisis berdasarkan ketinggian wilayahnya.
35
Wilayah Kelurahan Pandeyan memiliki ketinggian antara 83 sampai
dengan 97 meter dpal.
d. Kondisi Geologi
Kelurahan Pendeyan terletak didaerah alluvial Gunungapi Merapi.
Material utama penyusunnya adalah dari material Gunung Merapi yang
tersedimentasi setelah melalui aturan Sungai Gajah Wong. Berasal dari
proses volkanik (erupsi gunung berapi), sebagian besar wilayah
Kelurahan Pandeyan memiliki jenis tanah berupa tanah Rogosol, secara
formasi geologi berupa batuan sedimen old andesit. Dalam klasifikasi
tanah menurut sistem taksonomi tanah United States Depertement of
Argiculture (USDA, 1975), jenis tanah Regosol termasuk dalam ordo
Entisol atau Inseptisol.
Ciri-ciri jenis tanah Regosol adalah tanah muda, baik tingkat
permulaan (entisol) atau yang lebih berkembang (Inseptisol) yang
belum mengalami perkembangan lanjut, bertekstur kasar, cenderung
gembur, peka terhadap erosi, kemampuan menyerap air yang tinggi,
dan bersifat cukup subur karena kaya akan unsur hara. Formasi geologi
berupa batuan sedimen old endesit (endapan volkanik tua) juga
merupakan hasil material volkanik yang berendapan, dengan jenis
andesit (batuan beku volkanik).
36
e. Kondisi Hidrologi
Kondisi Hidrologi Kelurahan Pandeyan secara umum dipengaruhi
oleh dua aliran sungai. Sungai tersebut antara lain Sungai Gajah Wong
yang mengalir di bagian timur, Sungai Manguanggal diwilayah barat.
Sungai-sungai tersebut termasuk dalam sungai permanen yang mengalir
sepanjang tahun dengan debit ari yang bervariasi. Kondisi aliran
tersebut dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di bagian hulu,
topografi, dan tanah yang memiliki permeabilitas tinggi.
Aliran dasar (baselow) dari air yang cukup tinggi, sehingga dapat
mendukung aliran air sungai pada musim kemarau. Selain permukaan,
kondisi air tanah juga mempengaruhi kondisi hidrologi di kelurahan
Pandeyan. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan muka
freatik, dimana permukaan merupakan batas zona jenuh air dan zona
tidak jenuh air. Akuifer lerang Merapi dibagi menjadi empat zona,
yakni:
a) Zona akuifer bagian utara
b) Zona akuifer bagian tengah
c) Zona akuifer bagian selatan
d) Zona akuifer wates dan gumuk pasir
Potensi air di tanah tinggi karena terdapat pada daerah cekukan
Yogyakarta.
37
f. Kondisi Klimatologi
Kondisi Klimatologi dapat berdasarkan pada komponen suhu
udara, kelembaban udara, curah hujan dan hari hujan. Secara umum,
rata-rata curah hujan tertinggi di Kelurahan Pandeyan selama tahun.
3. Demografi
a. Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga
Tabel II.1 Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kepala keluarga laki-
laki di Kelurahan Pandeyan adalah sebanyak 3.083 KK dan kepala
keluarga perempuan adalah sebanyak 855 KK. Dengan jumlah
keseluruhan kepala keluarga di Kelurahan Pandeyan sebanyak 3.938
KK. Ternyata Kelurahan Pandeyan memiliki penduduk yang padat tapi
bukan penduduk asli lebih dominan pendatang yang menetap di
Kelurahan Pandeyan dan bertempat tinggal di bantaran sungai yang
ternyata perilaku masyarakatnya belum menjaga lingkungan.
No Jenis kelamin Orang
1. Kepala Keluarga Laki-laki 3.083
2. Kepala Keluarga Perempuan 855
Jumlah 3.938
38
b. Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin.
Tabel II.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling
banyak di Kelurahan Pandeyan berdasarkan jenis kelamin adalah
perempuan sebanyak 6.218 jiwa sedangkan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 6.017 jiwa.
No. Jenis kelamin Orang
1. Perempuan 6.218
2. Laki-laki 6.017
Jumlah 12.235
39
c. Mata Pencaharian Penduduk
Mata Pencarian penduduk Kelurahan Pandeyan dapat dilihat pada tabel
secara rinci sebagai berikut :
Tabel II.3 Mata Pencaharian Penduduk
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak
berdasarkan mata pencahariannya adalah Swasta sebanyak 1911 jiwa
dan jumlah penduduk paling sedikit berdasarkan mata pencahariannya
adalah Buruh sebanyak 112 jiwa terlihat pula pada angka pengangguran
masih terlalu tinggi, sedangkan sisanya adalah usia belum bekerja atau
masih sekolah.
NO. Pekerjaan Orang
1. Pegawai Honorer 1.911
2. Belum Bekerja 1.837
3. Ibu Rumah Tangga 1.512
4. Pelajar 1.272
5. PNS, TNI, PORLI, BUMN, Legislatif 497
6. Pensiunan/Purnawirawan 246
7. Dokter, Dosen, Pengacara, Pegawai
swasta
114
8. Buruh 112
Jumlah 7.483
40
d. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel II.4 Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Keterangan Orang
1. SMA/SMU 3.224
2. Sarjana 2.042
3. SMP 1.397
4. Sekolah Dasar 1.300
5. Taman Kanak-kanak 1.284
6. Akademik/D1-D3 701
7. Pendidikan Keagamaan 390
8. Pascasarjana 308
9. Pondok Pesantren 265
10. Kursus Keterampilan 257
11. Sekolah Luar Biasa 21
Jumlah 11.171
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yang SMA/SMU
sangat tinggi, yaitu sebanyak 3.224 jiwa untuk urutan kedua ditempati
oleh masyarakat yang pendidikan Sarjana, yaitu sebanyak 2.024 jiwa,
namun tidak dibarengi dengan angka pendidikan menengah dan jenjang
pendidikan tinggi, disebabkan oleh kondisi ekonomi masyarakat yang
sangat terbatas dalam pemenuhan kebutuhan dasar, motivasi bersekolah
yang masih rendah.
41
e. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
Tabel II.5 Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
NO. Keterangan Orang
1. Islam 16.446
2. Katolik 92
3. Kristen 59
Jumlah 16.597
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan
Pandeyan paling banyak adalah beragama Islam dengan jumlah 16.446,
sedangkan yang beragama Katolik dengan jumlah 92 dan yang beragama
Kristen dengan jumlah 56. Di Kelurahan Pandeyan sendiri, kehidupan
beragamanya sangat rukun dan harmonis. Kerukunan di sini adalah
kerukunan antar umat beragama, mereka hidup berdampingan saling
membantu apabila ada kegiatan-kegiatan keagamaan dari masing-masing
agama tersebut.
4. Sosial
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah Lembaga
kemasyarakatan yang bertumbuh dan berkembang atas prakarsa
masyarakat yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai wahana partisipasi dan
aspirasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan masyarakat. Selalu merupakan Lembaga yang
sifatnya dari, oleh dan untuk rakyat, LPM adalah mitra pemerintah dalam
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan.
42
Mengingat Lembaga ini adalah inisiatif masyarakat, maka bersifat
mengakar secara sosial budaya di dalam lingkungan masyarakat.
Kebutuhan terhadap lembaga ini didasarkan pada ikatan sosial budaya baik
itu bersifat kegotongroyongan ataupun tanggung renteng, tidak jauh
dengan LSM. Untuk itu maka lembaga ini juga memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi di dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi masyarakat lokal. Berbeda dengan LSM lembaga ini kemudian
menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari Gerakan pembangunaan
secara structural dengan organisasi kelurahan. Dengan demikian LPM
menjadi wadah dalam mensosialisasikan dan mengerakkan sebuah
program pembangunan di kelurahan.
43
Kelembagaan masyarakat yang ada di Wilayah Kelurahan Pendeyan
dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel II.6 Kelembagaan Masyarakat
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas ternyata di Kelurahan Pandeyan itu banyak
kelembagaan masyarakat yang sebagai wadah masyarakat untuk
menyampaikan pendapatnya. Dengan aktifnya keseluruhan kelembagaan
masyarakat yang ada tersebut merupakan kontribusi yang positif untuk
pembangunan wilayah Kelurahan Pandeyan yang mana dukungan dari
sumber daya manusia yaitu para tokoh masyarakat /ketua kelembagaan
No. Kelembagaan Kondisi
1 LPMK Aktif
2 TP PKK KELURAHAN PANDEYAN Aktif
3 BKM CITRA MANDIRI Aktif
4 KARANG TARUNA Aktif
5 PENGAYUBAN BANK SAMPAH Aktif
6 PENGAYUBAN PAUD Aktif
7 PENGAYUBAN LANSIA Aktif
8 IPSM Aktif
9 KELUARGA SIAGA (KESI) Aktif
10 PENGAYUBAN KADER IMP Aktif
11 GAPOKTAN SIGAP MAKARYO Aktif
44
yang berperan aktif dalam kegiatan masyarakat sangan membantu dalam
sukses dan lancarnya kegiatan pembangunan di Kelurahan Pandeyan.
Kondisi sumber daya manusia dari masyarakat yang sedemikian
banyak dan aktif, didukung SDM yang ada di Kantor Kelurahan Pandeyan
(Perangkat Kelurahan), sehingga diharapkan mampu mendukung
kelancaran pelaksanaan program kegiatan.
1 Lembaga Pemerintah
Berdasarkan Perda Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2006
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta
disebutkan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai
Perangkat Kecamatan (pasal 1 ayat1).
Adapun untuk Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi diatur
dalam Peraturan Walikota Yogyakarta nomor 62 Tahun 2006 tentang
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan Kota Yogyakarta. Berdasarkan Perwal ini
Kelurahan adalah merupakan perangkat Kecamatan.
Lurah adalah Kepala Kelurahan dilingkungan Pemerintah Kota
Yogyakarta (pasal 1ayat 8 dan 9). Susunan organisasi Kelurahan terdiri
dari:
a) Lurah;
b) Sekretaris;
c) Seksi Pemerintahan, Pembangunan, Ketentraman, dan Ketertiban
Umum.
45
d) Pelayanan, Informasi dan Pengaduan; dan
e) Seksi Perekonomian dan Pembedayaan Masyarakat.
Kedudukan Kelurahan berdasarkan Pasal 29 (1) Kelurahan
merupakan perangkat Kecamatan. (2) Kelurahan di pimpin oleh Lurah
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Camat.
a. Lurah
Mengenai Tugas dan Fungsi Lurah dalam pasal 30
disebutkan bahwa:
Lurah mempunyai tugas membantu Camat mengkoordinasikan
penyelenggaraan pemerintah, pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat di wilayah kelurahan masing-masing.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 30 di atas, Kelurahan mempunyai fungsi membantu
Kecamatan dalam melaksanakan (pasal 31):
1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Umum;
2) Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
3) Pengoordinasian upaya ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat;
4) Penyelenggaraan pemeliharaan prasarana dan sarana
pelayanan umum;
5) Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintah yang
dilakukan oleh perangkat Daerah di tingkat kelurahan; dan
46
6) Pelaksanaan sebagian kewenangan yang dilimpahkan
Walikota dan Camat;
7) Pengoordinasian pengelolaan kesekretariatan meliputi
perencanaan umum, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan
pelaporan; dan
8) Pengoordinasian pelaksanaan pengawasan, pengendalian
evaluasi, dan pelaporan di penyelenggaraan pelaksanaan
kegiatan Kecamatan.
Lurah mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a) Merencanakan operasional kegiatan Kelurahan;
b) Melaksanakan dan Menyusun segala bentuk pelaporan dalam
bidang dan tugasnya;
c) Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis, perumusan
sistem dan prosedur, tata hubungan kerjasama Kecamatan;
d) Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan program
kegiatan Kelurahan;
e) Membina pelaksanaan tugas bawahan dengan memberi
petunjuk dan bimbingan baik secara lisan maupun tulisan
guna meningkatkan pelayanan di Kecamatan.
f) Merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
penyelenggaraan urusan di Kelurahan;
g) Melaksanakan pembinaan teknis dan administrative dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah, ketentraman dan
47
ketertiban umum, pelayanan, informasi, pengaduan,
perekonomian, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat
di Kelurahan;
h) Melaksanakan pembinaan operasional dan penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum,
pelayanan, informasi, pengaduan, perekonomian,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan;
i) Mengevaluasi masalah dalam kegiatan pemerintah,
ketentraman dan ketertiban umum, pelayanan, informasi,
pengaduan, perekonomian, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan untuk mencari pemecahannya baik
secara lintas program maupun lintas sectoral dalam rangka
meningkatkan pelayanan;
j) Melaksanakan penyelenggaraan Urusan Pemerintah Umum;
k) Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan
masyarakat;
l) Melakukan pengoordinasian upaya ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat;
m) Melaksanakan penyelenggaraan pemerintah prasarana dan
sarana umum;
n) Melaksanakan pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan
pemerintah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah ditingkat
Kelurahan;
48
o) Melaksanakan pelaksanaan sebagai kewenangan yang
dilimpahkan Walikota dan Camat;
p) Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
kepada bawahan;
q) Melaksanakan memonitoring, evaluasi, dan menilai prestasi
kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui
sistem penilaian yang tersedia;
r) Melaksanakan pembinaan dan penilaian angka kredit jabatan
fungsional tertentu;
s) Mengkoordinasi penyusunan dan penyampaian laporan
tentang pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan urusan
pemerintah dan pelayanan umum di kecamatan secara
berkala;
t) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan
sebagai dasar pengambilan kebijakan; dan
u) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah pimpinan
baik lisan maupun tertulis.
b. Sekretaris
Sekretaris dipimpin oleh seorang Sekretaris Lurah yang
mempunyai tugas pokok membantu Lurah dalam pelaksanaan
urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi,
administrasi data dan pelaporan di Kelurahan
49
Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud
Sekretaris Lurah mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
1) Mengumpul, mengelola data dan informasi,
menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan
pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan
umum, kepegawaian, keuangan, administrasi data dan
pelaporan;
2) Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan secretariat;
3) Memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan,
pengetikan/penggandaan/pendistribusian serta menerima
tamu, kehumasan dan protokoler;
4) Menyiapkan keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang
kerja, ruang rapat/pertemuan, telepon/sarana dan prasarana
kantor;
5) Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, kendaraan dinas
dan pelayanan kerumahtanggaan lainnya;
6) Menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis
kebutuhan, perumusan perencanaan perundang-undangan
yang berkaitan dengan urusan Kelurahan;
7) Menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis
kebutuhan, perumusan sistem dan prosedur, tata hubungan
50
kerja, serta permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan organisasi atau tatalaksana;
8) Menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis kebutuhan
dan pengadaan perlengkapan/sarana kerja serta inventarisasi,
pendistribusian, penyimpanan, perawatan, dan usulan
penghapusannya;
9) Memfasilitasi urusan kepegawaian;
10) Melaksanakan fasilitas penyusun informasi jabatan dan beban
kerja;
11) Penyelenggaraan administrative keuangan;
12) Menyiapkan bahan koordinasi dengan masing-masing unsur
organisasi di lingkungan kelurahan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pengadilan, evaluasi dan
penyusun laporan Kelurahan;
13) Mengkoordinasi upaya pemecahan permasalahan dan
pelayanan pengaduan serta keluhan masyarakat;
14) Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja sekretariat;
15) Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan pimpinan.
c. Kepala Seksi Pemerintah, Pembangunan, Ketentraman, dan
Ketertiban Umum
Kepala Seksi Pemerintah, Pembangunan, Ketentraman, dan
Ketertiban Umum yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Lurah dalam melaksanakan
51
penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
kecamatan di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban
umum di tingkat Kelurahan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Kepala Seksi Pemerintah, Pembangunan, Ketentraman, dan
Ketertiban Umum mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
1. Mengumpul, mengelola data dan informasi,
menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan
pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pemerintah
dan pembangunan
2. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan seksi;
3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan
serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan pemerintahan
dan pembangunan;
4. Menyusun data dan profil kelurahan.
5. Menyiapkan bahan dan pertunjukan teknis pembinaan
pemerintah Kelurahan, meliputi:
a. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan
penyelenggaraan pemerintah kelurahan;
b. Menyiapkan bahan rapat koordinasi pemerintahan;
52
c. Menyiapkan bahan dalam rangka pengusulan,
pemekaran, peningkatan, penyatuan dan/atau
penghapusan Kelurahan;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan lembaga
kemasyarakatan;
1 Menyiapkan bahan dalam rangka Kerja sama antar
Kelurahan;
2 Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan batas-
batas wilayah;
i. Melaksanakan tugas pembantuan dalam hal Pajak
Bumi dan Bangunan;
ii. Menyusun dan melaporkan data monografi
kelurahan;
iii. Melaksanakan tugas bidang ke agreriaan di
Kelurahan, meliputi:
1 Pembantuan dalam hal pendataan tanah;
e. Pemeliharaan data pertanahan;
f. Memproses bahan-bahan dalam rangka pembuatan akte
tanah dan surat-surat yang berisi:
i. Peralihan hak atas tanah;
ii. Keterangan status dan bukti atas kepemilikan
tanah;
iii. Keterangan pegadaian tanah;
53
iv. Keterangan kewarisan; dan
v. Keterangan pinjaman dimana tahan sebagai
jaminan;
6. Melaksanakan fasilitas ketugasan bidang ketahanan di
kelurahan;
7. Menerima dan melaksanakan verivikasi dan velidasi berkas
permohonan kependudukan;
8. Memfasilitasi pengisian formulir kependudukan;
9. Melaksanakan pencatatan pelayanan kependudukan dalam
Buku Register Kependudukan;
10. Melaksanakan pembahasan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Kelurahan;
11. Memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan perizinan;
12. Melaksanakan pengelolaan bantuan-bantuan pembangunan
dari pemerintah;
13. Melaksanakan fasilitasi perencanaan pembangunan
partisipatif kelurahan;
14. Melaksanakan fasilitasi kegiatan pembinaan Rukun Tetangga
(RT), dan Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (LMPK) dan Lembaga Sosial
Lainnya;
54
15. Menyiapkan bahan masukan dan pembinaan dalam rangka
perencanaan dan pemeliharaan dan pengembangan sarana
dan prasarana wilayah;
16. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan
memfasilitasi operasional pendayagunaan pembangunan
perlindungan masyarakat kelurahan;
17. Mengkoordinasikan dan memberdayakan potensi dan
perlindungan masyarakat;
18. Melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan
bencana lainnya;
19. Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis seta memfasilitasi
kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan kerukunan warga;
20. Melaksanakan koordinasi dan memfasilitasi kegiatan
keamanan dan ketertiban masyarakat dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan agar lebih berdaya guna;
21. Melaksanakan ke tugasan keamanan kantor dan pengamanan
barang inventaris kantor;
22. Menerima, mencatat, dan memproses pengaduan laporan
kejadian dari masyarakat;
23. Melaksanakan tugas pembantuan operasional yang berkaitan
dengan:
a. Penanggulangan bencana;
55
b. Penertiban terhadap gelandangan, pengemis dan
penyandang masalah social lainnya;
c. Penertiban dan pencegahan terhadap penyakit
masyarakat (pekat);
d. Melakukan pengamanan terhadap kejadian kebakaran,
orang bunuh diri, kecelakaan, kematian tidak sewajarnya
dan penemuan mayat;
24. Melakukan kegiatan pengamanan wilayah;
25. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
pemerintah dan instansi lainnya yang berkaitan dengan
keamanan, ketentraman dan ketertiban umum di wilayah
kelurahan,
26. Melaksanakan analisis dan mengembangkan kinerja
Sekretariatan;
27. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan pimpinan.
d. Seksi Pelayanan, Informasi dan Pengaduan
Seksi Pelayanan, Informasi dan Pengaduan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Lurah
dan melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan kecamatan dibidang pelayanan, informasi
dan pengaduan di tingkat kelurahan.
56
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Seksi Pelayanan, Informasi dan Pengaduan mempunyai rincian
tugas sebagai berikut:
a) Pengumpulan, mengelola data dan informasi,
menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan
pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan,
informasi dan pengaduan;
b) Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi
dan melapor kegiatan Seksi;
c) Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan
serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan pelayanan,
informasi dan pengaduan;
d) Melakukan penyebarluasan informasi berkaitan dengan
pelayanan penyelenggaraan pemerintahan di wilayah;
e) Menerima pengaduan masyarakat dan mengkoordinasi
pemecahan permasalahan;
f) Melaksanakan penerimaan berkas permohonan/pengurusan
yang berkaitan dengan pelayanan di wilayah;
g) Menerima berkas permohonan administrative pemerintahan;
h) Melaksanakan penertiban surat keterangan untuk
perlengkapan permohonan akte Catatan Sipil;
i) Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja Seksi;
j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Lurah.
57
e. Seksi Perekonomian dan Pemberdayaan Masyarakat
Seksi Perekonomian dan Pemberdayaan Masyarakat yang
mempunyai tugas membantu Lurah dan melaksanakan
penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
kecamatan dibidang perekonomian dan pemberdayaan
masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
Seksi Perekonomian dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai
rincian tugas sebagai berikut:
1) Mengumpul, mengelola data dan informasi, mengiventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan
yang berkaitan dengan masyarakat, pemberdayaan dan
perekonomian;
2) Merencanakan, melaksanakan, mengendali, mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan Seksi;
3) Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan
serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan pemberdayaan
dan perekonomian;
4) Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka menyeluruh
gelandangan, pengemis dan penyandang masalah sosial
lainnya yang ada diwilayah kelurahan di tempat
penampungan;
58
5) Melaksanakan koordinasi dengan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan organisasi masyarakat
lainnya dalam rangka mengoptimal pemberdayaan
masyarakat;
6) Memfasilitasi pelaksanaan pembinaan kegiatan organisasi
sosial kemasyarakatan;
7) Memfasilitasi pembinaan dibidang pemuda, olahraga,
pariwisata, seni dan budaya;
8) Memfasilitasi penanggulangan masalah sosial;
9) Memfasilitasi pembinaan dalam rangka meningkat
perkoprasian dan pengusaha ekonomi lemah dan kegiatan
perekonomian lainnya dalam rangka meningkat kehidupan
perekonomian masyarakat;
10) Mengelola bantuan-bantuan dalam rangka pemberdayaan dan
perekonomian;
11) Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja Seksi;
12) Melaksanakan tugas lain yang dibelikan oleh Lurah.
2 Sumber Daya Kelurahan
Kelurahan Pandeyan dengan 7 (tujuh) Kampung yang mempunyai
potensi yang beragam sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
Secara ringkas dapat dilihat dari tabel berikut:
59
Tabel II.7 Sumber Daya Kelurahan
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Dari tabel II.6 di atas dapat dilihat bahwa potensi yang ada di
Wilayah Kelurahan Pandeyan sangat beraneka ragam mulai dari
lingkungan, industri rumah tangga, seni budaya, dan tanaman pangan.
Hal tersebut dapat berjalan dengan baik tentunya karena adanya
dukungan sumber daya manusia (SDM) yang cukup handal baik dari
tokoh masyarakat serta warga masyarakat, seperti ketua RT, RW,
LPMK, PKK, dan lain sebagainya.
NO KAMPUNG WILAYAH KETERANGAN
1 Pakel RW 01 Sanggar Batik Jenggolo
2 Golo RW 02 KRA, Koin Peduli Pendidikan
3 Sidikan RW 06; 07 Sentar Industri Tempe, Kesenian
Ketoprak
4 Pandeyan RW 03; 12 Kampung Wisata Budaya,
Kampung Panca Tertib,
Kampung Bebas Asap Rokok
5 Kalangan RW 04 Kampung Budaya
6 Kebrokan RW 05 Kampung Sayur, TOGA, PAUD
7 Gambiran RW 08,09,10,11,13 RTH Kampung Hijau,
Legawong, Kampung Sayur,
Seni dan Budaya
60
Bagan Struktur Organisasi Kelurahan Pandeyan
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pandeyan Tahun 2020
Lurah
Kelompok Jabatan
Fungsional
Seksi
Perekonomian dan
Pemberdayaan
Sekretaris
Lurah
Seksi Pelayanan
Informasi dan
Pengaduan
Seksi Pemerintah,
Pembangunan dan
Trantibum
76
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Bambang Triadmodjo. 2008. Hidrogen Terapan. Yogyakarta: Beta Offside
Bugin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.
Yogyakarta: Gajah Mada Press
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2012. Prinsip-prinsip Ekologi: Ekosistem,Lingkungan
Dan Pelestarian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Refisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Nastion. 1998. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurul, Zuriah. 2006. Metodelogi Penelitian Soaial dan Pendidikan Teori Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatak Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet
Syafuddin, dkk. 2000. Sains Geografis. Jakarta: Bumi Aksara
Sumber Peraturan:
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Rencana Kerja Kali Bersih
Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 Tentang Sungai
77
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian pencemaran air
Sumber Internet:
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-penyebab-dan-dampak-
pencemaran-air-2002/
https://media.neliti.com/media/publications/173218-ID-analisis-sistem-
pengendalian-pencemaran.pdf
https://salamadian.com/pengertian-pencemaran-air/.
https://rendratopan.com/2018/12/10/pengendalian-pencemaran-dan-kerusakan-
lingkungan-hidup/