REF RIO (ATS, TT, SABU)

download REF RIO (ATS, TT, SABU)

of 26

description

referat

Transcript of REF RIO (ATS, TT, SABU)

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    1/26

    ANTI-TETANUS SERUM

    TETANUS TOXOIDSERUM ANTI BISA ULAR

    Disusun oleh :Rio Geraldy

    Konsulen:dr. Yeppy A.N., Sp.B, FINaCS, MM

    dr. Henry Moesfairil, Sp.Bdr. Dik Adi Nugraha, Sp.B, M.Kes

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    2/26

    TETANUS

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    3/26

    penyakit toksemik akut dan fatal. disebabkan oleh Clostridium tetani

    menghasilkan eksotoksin, bersifat anaerob,basil gram positif. inkubasi penyakit: 154 hari, rata-rata 8

    hari.

    bakteri masuk ke dalam luka melalui tanah,debu, atau kotoran. ciri khas kejang: tanpa penurunan

    kesadaran, awitan penyakit 2472 jam.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    4/26

    manifestasi klinis

    trismus (kaku rahang).

    rhisus sardonicus.

    epistothonus (posisi cephalic tarsal).

    diikuti kaku kuduk, kaku otot perut, gayaberjalan khas seperti robot, sukar

    menelan, dan laringospasme. penderita tetap dalam keadaan sadar.

    suhu tubuh normal hingga subfebris,sekujur tubuh berkeringat.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    5/26

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    6/26

    mekanisme toksin

    Clostridium tetani hasilkan tetanolisindan tetanospasmin.

    tetanolisin efek hemolisin dan protease,pada dosis tinggi berefek kardiotoksik danneurotoksik.

    tetanospasmin

    efek neurotoksik.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    7/26

    normal

    Inhibitory interneuron glycine

    blocks excitation & acetylcholine release muscle relaxation

    tetanus toxin

    Blocks glycine release

    no inhibitionat acetylcholine release irreversiblecontraction spastic paralysis

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    8/26

    tempat kerja utama toksin sinapsinhibisi dari susunan saraf pusat.

    mencegah pelepasan neurotransmiterinhibisi, seperti glisin, Gamma AminoButyric Acid(GABA), dopamin dannoradrenalin.

    GABA mencegah pelepasan impulssaraf.

    toksin tetanus menghambat pelepasanneurotransmiter tersebut.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    9/26

    tatalaksana

    antibiotik.

    netralisasi toksin.

    antikonvulsan.

    debridemen luka.

    terapi suportif.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    10/26

    ANTI-TETANUS SERUM (ATS)

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    11/26

    asal: antitoksin bovine / equine.

    dosis profilaksis: 1500 IU per IM pada

    luka terkontaminasi dengan tanah, debujalan, dll.

    dosis terapeutik: 10000 IU per IM atau IV.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    12/26

    efek samping

    reaksi anafilaktik beberapa jamsesudah suntikan.

    serum sicknesstimbul 5 hari setelahsuntikan.

    berupa demam, gatal-gatal, eksantema,

    sesak nafas dan gejala alergi lainnya.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    13/26

    tes sensitivitas

    tes kulit suntikkan serum pada volerlengan bawah per IK dan tunggu 15

    menit. alergi (+) bila terjadi infiltrat/indurasi

    dengan diameter >1 cm, dapat disertairasa panas dan gatal.

    tes mata teteskan serum pada mata

    dan tunggu 15 menit.

    alergi (+) bila mata merah dan bengkak.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    14/26

    Human Tetanus Immunoglobuline(HTIg)

    dosis dewasa: 250 IU per IM.

    dosis anak: 125 IU per IM.

    diberikan bila alergi ATS (+).

    kerugian: mahal.

    keuntungan: tanpa didahului tes

    sensitivitas. ATS dan HTIg mencegah eksotoksin

    dalam darah berikatan dengan susunansaraf pusat (yang menyebabkan kejang).

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    15/26

    TETANUS TOXOID (TT)

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    16/26

    imunisasi aktif. dosis dasar: 0,5 cc IM, 1x sebulan selama 3

    bulan. booster diberikan pada usia 12 bulan, 1 x 0,5

    cc IM, dan antara umur 56 tahun 1 x 0,5 ccIM.

    penderita luka harus mendapat TT per IMsaat cedera, kecuali bila penderita telahmendapatkan booster atau menyelesaikanimunisasi dasar dalam 5 tahun terakhir.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    17/26

    luka ringan dan bersih imunisasi lengkap: tidak perlu ATS atau

    tetanus imunoglobulin. imunisasi tidak lengkap: imunisasi aktif

    DPT/DT. luka sedang/berat dan kotor imunisasi (-) atau tidak jelas: ATS 3000-5000

    U, IV, tetanus imunoglobulin 250-500 U.Toksoid tetanus pada sisi lain. imunisasi (+), lamanya sudah >5 tahun:

    ulangan toksoid, ATS 3000-5000 U, IV,tetanus imunoglobulin 250-500 U.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    18/26

    GIGITAN ULAR BERBISA

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    19/26

    Famili Crotalidae

    sumber gambar:http://www.tigerhomes.org/animal/crotalidae-family.cfm

    Famili Elapidae

    sumber gambar:http://www.tigerhomes.org/animal/elapidae-family.cfm

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    20/26

    bisa ular

    terdiri dari campuran beberapa polipeptida,enzim, dan protein.

    bersifat stabil dan resisten terhadapperubahan temperatur. dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel

    endotel dinding pembuluh darah sehinggamenyebabkan kerusakan membran plasma.

    bradikinin, serotonin, dan histamin adalahsebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisaular.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    21/26

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    22/26

    terapi

    di tempat gigitan menekan tempat gigitan danimobilisasi ekstremitas.

    di rumah sakit tegakkan diagnosis, pasang

    jalur intravena untuk infus, lakukan pemeriksaanlaboratorium.

    berikan suntikan TT. berikan serum anti bisa ular. kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan

    bisa pada saat luka dibersihkan. fasiotomi bila ada edema yang makin luas dan

    terjadi sindrom kompartemen. antibiotik spektrum luas cegah infeksi.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    23/26

    SERUM ANTI BISA ULAR (SABU)

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    24/26

    derivat serum binatang, tersering dari kuda. berupa imunoglobulin yang mengikat secara

    langsung dan menetralkan protein dari bisaular.

    dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas. reaksi akut anafilaktik (2025%), dapat

    terjadi kematian karena hipotensi dan

    bronkospasme. reaksi tipe lambat (5075%) dengan gejalaserum sickness seperti demam, ruam yangdifus, urtikaria, artralgia, hematuria.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    25/26

    harus dilakukan di rumah sakit yangtersedia alat-alat resusitasi.

    penggunaan adrenalin, steroid, danantihistamin mengurangi reaksi yang

    terjadi akibat anti bisa (12,530%).

    derajat nonetidak diberikan anti bisa. derajat minimal diberikan 15 vial.

    derajat moderatedan severediberikan>15 vial.

  • 5/19/2018 REF RIO (ATS, TT, SABU)

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    De Jong, Wim dan R. Sjamsuhidajat. 2005. BukuAjar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

    Karakata, Sumiardi dan Bob Bachsinar. 1996.

    Bedah Minor. Jakarta: Hipokrates. Leman, Martinus M. dan Alan R. Tumbelaka.

    2010. Penggunaan Anti Tetanus Serum danHuman Tetanus Immunoglobulin pada TetanusAnak. Sari Pediatri, Desember 2010, Vol. 12, No.

    4. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI,RSCM, Jakarta. Niasari, Nia dan Abdul Latief. 2003. Gigitan Ular

    Berbisa. Sari Pediatri, Desember 2003, Vol. 5,No. 3, Hal. 9298.