Kementrian Pendidikan Nasional
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1
Gedong Meneng Bandar Lampung
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
Skripsi
Nama : Dini Pradipta Nursari
NPM : 0711031007
Telp : 081946801955
Email : [email protected]
Jurusan : Akuntansi
Pembimbing I : Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt
Pembimbing II : Reni Oktavia, S.E., M.Si.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
ABSTRACT
THE EFFECT OF EDUCATIONAL BACKGROUND AND TRAINING TO
THE COMPREHENSION OF SKPD’s FINANCIAL STATEMENTS IN
BANDAR LAMPUNG
By
DINI PRADIPTA NURSARI
This study aims to determine the effect of educational background and
training simultaneously and partially to the comprehension of SKPD’s financial
statements in Bandar Lampung.
These samples are SKPD in Bandar Lampung, amounting to 29 SKPD
consisting of 17 offices, 10 agencies, and 2 offices. Samples were selected
using purposive sampling method and obtained the 54 respondents from 27
SKPD.
The results showed that (1) educational background and training together
influence the comprehension of SKPD’s financial statements, (2) educational
background had no effect on comprehension the SKPD’s financial statements, (3)
the training had effect on understanding SKPD’s financial statements.
Key words: educational background, training, and comprehension of SKPD’s
financial statements.
ABSTRAK
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
DINI PRADIPTA NURSARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang
pendidikan dan pelatihan secara parsial dan simultan terhadap pemahaman
laporan keuangan SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Sampel penelitian ini adalah SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung
yang berjumlah 29 SKPD yang terdiri dari 17 dinas, 10 badan, dan 2 kantor.
Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh
54 responden dari 27 SKPD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) latar belakang pendidikan dan
pelatihan berpengaruh secara bersama-sama terhadap pemahaman laporan
keuangan SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung, (2) latar belakang
pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD, (3)
pelatihan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.
Kata kunci : latar belakang pendidikan, pelatihan, dan pemahaman laporan
keuangan SKPD.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang berdasarkan pada UU
Nomor 32 Tahun 2004 hingga saat ini telah banyak mengalami berbagai kemajuan
dan permasalahan. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dari pengertian tersebut, maka akan tampak bahwa daerah diberi hak otonom oleh
pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri.
Dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) merupakan bagian dari pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi
pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, SKPD diberikan alokasi dana
(anggaran) dan barang/aset yang dibutuhkan. Pada akhirnya SKPD akan diminta
membuat pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya. Bentuk
pertanggungjawaban itu berupa laporan keuangan yang dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Untuk menyajikan laporan keuangan tersebut, dibutuhkan sumber daya yang
berkualitas. Salah satu indikator sumber daya yang berkualitas dapat dilihat dari
latar belakang pendidikannya. Dengan adanya latar belakang pendidikan yang
berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan daerah, yaitu ekonomi akuntansi,
maka dapat mendukung terciptanya penyajian laporan keuangan daerah yang
benar dan sesuai dengan SAP.
Berdasarkan penelitian King dalam Harahap (2009) tentang penempatan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di beberapa daerah seperti kota atau kabupaten di Indonesia,
menyimpulkan bahwa penempatan PNS sering tidak sesuai dengan kapasitas
pegawai yang bersangkutan. Hal ini tentu sangat memprihatinkan dimana
seharusnya dalam penyusunan laporan keuangan dibutuhkan sumber daya yang
benar-benar berkualitas.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam pemahaman laporan keuangan
SKPD, yaitu pelatihan penyusunan laporan keuangan daerah. Menurut Dessler
dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa kebutuhan pendidikan dan pelatihan
pada hakekatnya muncul dikarenakan adanya masalah-masalah yang mengganggu
kinerja organisasi itu. Oleh karena itu dengan adanya pelatihan penyusunan
laporan keuangan dimaksudkan agar perangkat SKPD tidak mengalami kesulitan
dalam menyusun laporan keuangan daerah.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG”.
II. LANDASAN TEORI
Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pemahaman Laporan
Keuangan SKPD
Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk meningkatkan potensi
sumber daya manusia. Winkel dalam Rafiudin (2008) menyatakan bahwa melalui
pendidikan, diharapkan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan
mampu membangun bangsanya sendiri. Pendidikan memegang peranan penting
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini menuntut orang-orang yang terlibat
didalamnya untuk bekerja secara maksimal dan bertanggung jawab.
Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan seseorang dalam memangku
sebuah jabatan akan sangat berpengaruh dengan kinerjanya. Seperti halnya dalam
penyusunan laporan keuangan SKPD diperlukan pegawai yang mampu
memahami laporan keuangan SKPD yang didukung dengan latar belakang
pendidikan akuntansi untuk menerapkan akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Cahyadi (2009) pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemahaman atas laporan keuangan daerah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan dapat menghasilkan
output yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Ha1 : Latar Belakang Pendidikan Berpengaruh Terhadap Pemahaman
Laporan Keuangan SKPD.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD
Pelatihan merupakan usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk
meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan
kemampuan. Perlunya pelatihan dapat timbul karena beberapa alasan. Setelah
dimasukkan ke dalam pekerjaan baru atau organisasi baru, semua pegawai perlu
mempelajari segalanya yang berhubungan dengan pekerjaan baru tersebut.
Karyawan baru mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup mengenai
pekerjaan barunya itu. Oleh karena itu diperlukan pelatihan kerja untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
Penelitian mengenai hubungan pelatihan terhadap pemahaman laporan keuangan
SKPD telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, Cahyadi (2009)
menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pemahaman atas laporan keuangan daerah. Damanik (2011) mengintepretasikan
bahwa pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
penerapan SAP di pemerintah dan dapat dikatakan bahwa variabel pelatihan
memiliki pengaruh yang kuat. Oktafianto (2011) menyatakan terdapat pengaruh
antara pelatihan terhadap pemahaman akuntansi di Dinas Pendidikan Kota
Surabaya Bagian Keuangan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha2 : Pelatihan Berpengaruh Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan
SKPD
Pengaruh Secara Simultan Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan
Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD
Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar yang telah ditentukan maka diperlukan pemahaman yang baik
mengenai laporan keuangan. Pemahaman laporan keuangan SKPD dapat
didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan
akuntansi dan tingkat pendidikan yang tinggi Dengan adanya pemahaman
terhadap laporan keuangan maka isi laporan keuangan SKPD dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Simanjuntak dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa pendidikan
membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu
dengan lebih cepat dan tepat. Serta ditambah dengan adanya pelatihan penyusunan
laporan keuangan yang dapat meningkatkan kemampuan aparat SKPD dalam
menyusun laporan keuangan daerah.
Cahyadi (2009) menguji mengenai tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan
posisi dipemerintahan secara simultan berpengaruh terhadap pemahaman laporan
keuangan. Aidil (2010) menyatakan bahwa secara simultan variabel peraturan,
latar belakang pendidikan, pelatihan dan komitmen, serta perangkat pendukung
berpengaruh terhadap kemampuan SKPD dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah.
Ha3 : Latar Belakang Pendidikan dan Pelatihan Secara Bersama-sama
Berpengaruh Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Hasil
Dwi Cahyadi
(2009)
Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Masa
Kerja, Pelatihan,
dan Posisi di
Pemerintahan
Terhadap
Pemahaman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi di
pemerintahan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemahaman atas laporan
keuangan daerah. Nilai koefisien determinasi
menunjukkan bahwa secara bersama-sama
tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan
Laporan
Keuangan Daerah
(Studi Empiris
pada Eksekutif
dan Legislatif di
Lembaga
Pemerintahan
Kabupaten
Banjarnegara)
posisi di Pemerintahan terhadap variabel
dependen
(pemahaman atas laporan keuangan daerah)
sebesar 71,5%, sedangkan sisanya 28,5%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Junita Putri
Rajana Harahap
(2009)
Pengaruh
Pemahaman SAP,
Pendidikan, dan
Pelatihan
terhadap
Penyusunan
Laporan
Keuangan SKPD
Kota
pematangsiantar
Pemahaman SAP, latar belakang pendidikan,
strata pendidikan, dan pelatihan mampu
menjelaskan penyusunan laoran keuangan
SKPD. Pemahaman SAP, latar belakang
pendidikan, strata pendidikan, dan pelatihan
secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap penyusunan laporan keuangan SKPD.
Secara parsial pemahaman SAP dan latar
belakang pendidikan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan serta memiliki
hubungan yang negatif terhadap penyusunan
laporan keuangan daerah. Sedangkan strata
pendidikan dan pelatihan mempunyai
hubungan yang positif namun tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penyusunan laporan keuangan daerah.
Aldiani Sulani
A. (2010)
Faktor-faktor
pendukung
keberhasilan
penerapan PP No.
24 Tahun 2005
pada Pemerintah
Kabupaten
Labuhan Ratu.
Hasil penelitian menemukan bahwa (a) sumber
daya manusia, komitmen, dan perangkat
pendukungnya mampu menjelaskan
keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah
No.24 Tahun 2005 sebesar 36.5%, (b) sumber
daya manusia, komitmen, dan perangkat
pendukungnya secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
penerapan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
2005, (C) secara parsial, sumber daya manusia
dan perangkat pendukungnya berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan, sedangkan
komitmen memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keberhasilan penerapan
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono
dalam Harahap, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh
antara 2 variabel independen yaitu pendidikan (X1) dan pelatihan (X2) terhadap
pemahaman laporan keuangan SKPD (Y).
Populasi dan Sampel
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SKPD yang ada di
pemerintahan Kota Bandar Lampung, yaitu sebanyak 29 SKPD Pemerintah Kota
Bandar Lampung. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
perangkat SKPD yang terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan
yaitu Subbag Keuangan di masing-masing SKPD yang telah mengikuti pelatihan
penyusunan laporan keuangan dalam 2 tahun terakhir. Masing-masing SKPD
terdiri dari 3 orang staf Subbag Keuangan. Maka jumlah sampelnya adalah
sebanyak 87 orang.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pada penelitian ini
data primer didapat dari pengisian kuesioner oleh staf di Subbag Keuangan yang
bekerja di SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung. Untuk item pertanyaan
mengenai pendidikan dan pelatihan diukur dengan menggunakan skala likert 1
sampai 5 dimana jawaban poin 1 menunjukkan skala terendah, dan jawaban poin
5 menunjukkan skala tertinggi. Sedangkan untuk item pertanyaan pemahaman
laporan keuangan diukur dengan skala ordinal 1 dan 2, skor 1 untuk jawaban yang
salah dan skor 2 untuk jawaban yang benar.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Independen
a. Latar Belakang Pendidikan (X1)
Latar belakang pendidikan adalah pendidikan yang pernah ditempuh oleh
perangkat SKPD Pemerintah Kota Bandar Lampung. Latar belakang
pendidikan diukur berdasarkan pendidikan yang ditempuh oleh perangkat
SKPD terkait dengan tugasnya dalam menyusun laporan keuangan daerah.
Variabel ini diukur dengan skala likert sebagai berikut: Sangat Ada (skor 5),
Ada (skor 4), Tidak Tahu (skor 3), Tidak Ada (skor 2), Sangat Tidak Ada
(skor 1).
b. Pelatihan (X2)
Pelatihan adalah adanya peningkatan atas nilai penyusunan laporan keuangan
daerah melalui pembelajaran yang diadakan oleh pemerintah daerah dengan
menggunakan tenaga pengajar yang ahli dibidangnya terhadap perangkat
kerja daerah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah.
Pelatihan diukur berdasarkan seberapa sering perangkat SKPD mengikuti
pelatihan yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan daerah dalam 2
tahun terakhir. Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu: Sangat Setuju
(skor 5), Setuju (skor 4), Tidak Tahu (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat
Tidak Setuju (skor 1).
Variabel Dependen
Pemahaman Laporan Keuangan (Y)
Pemahaman laporan keuangan adalah kemampuan SKPD dalam memahami
laporan keuangan SKPD. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988),
memahami dapat berarti mengerti benar atau mengetahui benar. Dalam penelitian
ini pemahaman laporan keuangan diukur berdasarkan kemampuan SKPD dalam
mengetahui laporan keuangan SKPD dengan skala ordinal yaitu skor 1 untuk
jawaban yang salah dan skor 2 untuk jawaban yang benar. Semakin tinggi skor
pertanyaan yang benar maka responden dianggap semakin paham mengenai
laporan keuangan SKPD.
Pengolahan dan Pengujian Data
Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur (Singarimbun, 1989). Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh koesioner tersebut (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Uji
ini digunakan untuk menguji apakah indikato-indikator yang digunakan dapat
mengonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Dikatakan valid jika nilai
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) > 0.50.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama (Singarimbun, 1989). Pengukuran reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Kriteria
pengukuran reliabilitas dengan Cronbach’s alpha, yaitu: jika α < 0,6
diindikasikan tidak reliable, nilai antara 0,6 - 0,7 diindikasikan acceptable,
nilai 0,7 – 0,8 diindikasikan baik dan nilai lebih dari 0,8 diindikasikan sangat
baik.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.
Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Umar, 2009).
Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak
dipakai. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika
signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan
yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
Sebaliknya jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji
berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Umar, 2009). Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilihat dari pola yang terbentuk dalam grafik scatter plot, jika titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan
variabel independen yang lain dalam model regresi saling berkolerasi linear.
Biasanya korelasinya mendekati sempurna atau sempurna (koefisien
korelasinya tinggi atau bahkan satu). Adanya multikolinearitas
mengakibatkan pengaruh masing-masing variabel independen tidak dapat
dideteksi atau sulit dibedakan (Singarimbun, 1989). Pengujian atas
kemungkinan terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan
metode pengujian Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF).
Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai
VIF di bawah “10” dan mempunyai angka Tolerance di bawah “1”.
Pengujian Regresi Berganda
Model pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (Pendidikan dan Pelatihan) terhadap variabel dependen (pemahaman
laporan keuangan SKPD), dengan persamaan regresi yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah :
Rumus : Y = a + b1 X1+ b2 X2 +e
Dimana :
Y = Pemahaman Laporan Keuangan
a = Konstanta
b1 , b 2 = Koefisien Regresi
X1 = Pendidikan
X2 = Pelatihan
e = Disturbance error
Pengujian Hipotesis
a. Uji T (Uji Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t
tabel ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df
= (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.
Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: jika p-value < 0.05 maka Ha
diterima, dan sebaliknya jika p-value > 0.05, maka Ha ditolak.
b. Uji F (Uji Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara
membandingkan nilai F tabel dengan F hitung. Untuk menentukan nilai F
tabel, tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (df) = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah
jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: Jika p-value <
0.05, maka Ha diterima dan sebaliknya, jika p-value > 0.05, maka Ha ditolak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dengan Confirmatory
Factor Analysis (CFA). Jika nilai KMO MSA > 0.50 maka kuesioner tersebut
dikatakan valid. Pada tampilan output SPSS versi.16 didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan KMO MSA Keterangan
Pendidikan 0.863 Valid
Pelatihan 0.813 Valid
Pemahaman Laporan
Keuangan 0.617 Valid
Kesimpulan Semua Valid
b. Uji Reliabilitas
Pada penelitian kali ini, pengukuran reliabilitas menggunakan One Shot atau
pengukuran sekali saja. SPSS versi.16 memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Ghozali, 2006). Dari hasil SPSS didapat sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Item Pertanyaan Cronbach Alpha (α) Keterangan
Pendidikan 0.926 Reliabel
Pelatihan 0.898 Reliabel
Pemahaman Laporan
Keuangan 0.637 Reliabel
Kesimpulan Semua Reliabel
Sumber : Lampiran 4
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik, yaitu
dengan melihat grafik histogram dan Normal Probability Plot, dan juga akan
dilakukan uji statistik, yaitu dengan melihat nilai signifikansi hasil uji
Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Dasar pengambilan keputusan uji normalitas
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Histogram Hasil Uji Normalitas
Sumber : Lampiran 5
Gambar 4.2 Grafik P-Plot Hasil Uji Normalitas
Sumber : Lampiran 5
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal P-Plot
diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi
yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan Gambar 4.3 Grafik Scatterplot di atas tampak bahwa sebaran
data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
c. Uji Multikolinieritas
Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat
nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance >
0,1 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar
variabel independen dan sebaliknya (Ghozali, 2006). Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000
Pdk .043 .058 .100 .752 .456 .987 1.013
Plt .286 .122 .312 2.349 .023 .987 1.013
a. Dependent Variable: lk
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel
independen > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen atau tidak terdapat
multikolinieritas pada model regresi tersebut.
Uji Regresi Linier Berganda
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan
menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah
melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi
berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen
pendidikan (X1) dan pelatihan (X2) terhadap variabel dependen pemahaman
laporan keuangan SKPD (Y).
Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000
Pdk .043 .058 .100 .752 .456 .987 1.013
Plt .286 .122 .312 2.349 .023 .987 1.013
a. Dependent Variable: lk
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan dari hasil pengujian pada tabel 4.9, maka dapat disusun model
sebagai berikut :
Y = 22,427 + 0,043X1 + 0,286X2 + e
a. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan tampilan output model summary pada Tabel 4.10, besarnya
adjusted R2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,079. Nilai
ini menunjukkan bahwa 7,9% variasi pemahaman laporan keuangan SKPD
dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu pendidikan
dan pelatihan, sedangkan sisanya 92,1% dijelaskan oleh sebab lain di luar
model.
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .338a .114 .079 3.07760
a. Predictors: (Constant), plt, pdk
b. Dependent Variable: lk
Sumber : Lampiran 6
b. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Dari hasil pengujian terhadap uji ANOVA atau F test seperti yang
ditampilkan pada Tabel 4.11 di bawah ini diperoleh nilai probabilitas (p
value) 0,045. Karena probabilitas lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 (0,045
< 0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pemahaman
laporan keuangan SKPD atau dapat dikatakan bahwa pendidikan dan
pelatihan secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemahaman laporan
keuangan SKPD.
Tabel 4.11 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 62.282 2 31.141 3.288 .045a
Residual 483.052 51 9.472
Total 545.333 53
a. Predictors: (Constant), plt, pdk
b. Dependent Variable: lk
Sumber: Lampiran 6
c. Pengujian Hipotesis
Uji regresi ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh variabel independen
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan melihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan
dengan taraf signifikansi 0,05 (α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang
digunakan adalah:
Jika p value < 0,05 maka hipotesis diterima.
Jika p value > 0,05 maka hipotesis ditolak.
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.427 4.374 5.127 .000
Pdk .043 .058 .100 .752 .456
Plt .286 .122 .312 2.349 .023
a. Dependent Variable: lk
Sumber : Lampiran 6
Hasil pengujian hipotesis pertama (Ha1) yang menyebutkan bahwa bahwa
variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan
keuangan SKPD pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain hipotesis
pertama (Ha1) ditolak.
Hasil pengujian hipotesis kedua (Ha2) yang menyebutkan bahwa pelatihan
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD pada
taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain hipotesis kedua (Ha2) diterima.
V. Pembahasan
Pengaruh Pendidikan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD
Hipotesis pertama (Ha1) menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap
pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik menunjukkan
bahwa nilai signifikansi pendidikan atau p value sebesar 0,456 > 0,05 dan
koefisien regresi 0,043, dengan demikian Ha1 ditolak. Hasil pengujian ini
menginterpretasikan bahwa variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap
pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Enho (2008), Aidil (2010), dan Damanik (2011).
Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Cahyadi (2009) disebabkan karena pemahaman terhadap sesuatu tidak hanya
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan saja tetapi juga dipengaruhi oleh
lingkungan, pengalaman, usia, dan lain sebagainya. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pemahaman dan
keterampilan professional serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pemahaman yang diperolehnya semakin membaik.
Selain itu juga pemahaman tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi dari
masing-masing individu. Motivasi diartikan sebagai “dorongan seseorang untuk
mengambil tindakan karena orang tersebut ingin melakukan demikian”. Dari
uraian tersebut dapat dipahami bahwa motivasi merupakan keseluruhan
pemberian daya penggerak kepada pegawai, sehingga mereka mau bekerja lebih
baik dan bergairah demi tercapainya tujuan. Seseorang dianggap mempunyai
motivasi prestasi tinggi apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih
baik dari yang lain dalam banyak situasi dan begitu juga sebalikya.
Akuntansi sektor publik dalam pendidikan formal di perguruan tinggi masih
kurang dibahas secara mendalam dibandingkan dengan akuntansi bisnis. Hal ini
menyebabkan individu lebih memahami mengenai akuntansi secara umum
dibandingkan dengan akuntansi sektor publik. Sehingga masih terdapat SKPD
yang menggunakan jasa konsultan dalam hal penyusunan laporan keuangan
SKPD.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan SKPD.
Hipotesis kedua (Ha2) menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh positif terhadap
pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik menunjukkan
bahwa nilai signifikansi independensi atau p value sebesar 0,023 < 0,05, dengan
demikian Ha2 diterima. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel
pelatihan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan. Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyadi (2009)
dan Damanik (2011).
Pelatihan merupakan usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk
meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang dengan meningkatkan
kemampuan. Sampai dengan saat ini perangkat SKPD masih sedikit yang
memiliki latar belakang pendidikan akuntansi maka diperlukan penyelenggaraan
pelatihan penyusunan laporan keuangan daerah yang mempelajari semua aspek
mulai dari aspek perencanaan atau sumber-sumber dana, pelaksanaan keuangan
daerah, dan pertanggung jawaban keuangan daerah sehingga memudahkan mereka
dalam menyusun laporan keuangan daerah yang benar dan sesuai dengan SAP.
Pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.
Hipotesis ketiga (Ha3) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh
positif terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Hasil pengujian statistik
pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi independensi atau p value
sebesar 0,045 < 0,05, dengan demikian Ha3 diterima. Hasil pengujian ini
menginterpretasikan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.
Cahyadi (2009) menguji mengenai tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan
posisi dipemerintahan secara simultan terhadap pemahaman laporan keuangan dan
hasilnya tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi di pemerintahan
berpengaruh secara simultan terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Aidil
(2010) juga menguji pengaruh peraturan, latar belakang pendidikan, pelatihan,
komitmen, dan perangkat pendukung terhadap kemampuan penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah dan hasilnya adalah berpengaruh secara simultan.
Berdasarkan teori manajemen sumber daya manusia yang mengatakan bahwa
manusia adalah sumber unsur yang terpenting dalam keberhasilan suatu
perusahaan. Maka agar tujuan perusahaan dapat tercapai dibutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
perusahaan. Misalnya dalam perekrutan pegawai, untuk posisi di bagian keuangan
dibutuhkan karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan
dengan keuangan. Setelah itu agar dapat menjalankan tugas lebih baik lagi maka
dibutuhkan pengembangan keterampilan yang dapat dilakukan dengan
memberikan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
Menurut Simanjuntak dalam Harahap (2009) menyatakan bahwa pendidikan
membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu
dengan lebih cepat dan tepat. Serta ditambah dengan adanya pelatihan penyusunan
laporan keuangan yang dapat meningkatkan kemampuan aparat SKPD dalam
menyusun laporan keuangan daerah.
Kesimpulan
1. Pengujian untuk variabel pendidikan terhadap pemahaman laporan keuangan
SKPD memberikan hasil tidak signifikan. Berarti faktor pendidikan tidak
berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD. Hal ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Enho (2008), Aidil
(2010), dan Damanik (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel pendidikan
tidak berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.
2. Pengujian untuk variabel pelatihan terhadap pemahaman laporan keuangan
SKPD secara uji parameter individual menyatakan hasil yang signifikan. Hal
ini berarti bahwa pelatihan memiliki pengaruh terhadap pemahaman laporan
keuangan SKPD, maka hipotesis kedua yang diajukan peneliti diterima. Hal
ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cahyadi (2009)
dan Damanik (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel pelatihan
berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan SKPD.
3. Pengujian untuk variabel pendidikan dan pelatihan terhadap pemahaman
laporan keuangan SKPD secara simultan memberikan hasil yang signifikan,
berarti pendidikan dan pelatihan mempengaruhi pemahaman laporan
keuangan SKPD. Hasil ini ternyata sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Cahyadi (2009) yang penelitiannya menyimpulkan bahwa
tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan, dan posisi dipemerintahan secara
simultan berpengaruh terhadap pemahaman laporan keuangan. Maka
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
Saran
1. Bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk lebih memperhatikan
penempatan pegawai SKPD sesuai dengan latar belakang pendidikannya agar
tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai dapat diselesaikan dengan
baik. Dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD dibutuhkan tenaga
kerja yang memiliki latar belakang akuntansi agar dalam melakukan
penyusunan laporan keuangan dapat sesuai dengan SAP dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena saat ini masih banyak pegawai di bagian
keuangan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi maka
untuk meningkatkan pemahaman laporan keuangan SKPD dapat dilakukan
dengan mengadakan pelatihan rutin yang berhubungan dengan laporan
keuangan SKPD.
2. Sebaiknya diadakan tes kemampuan akademik mengenai akuntansi sektor
publik pada saat penerimaan pegawai untuk bagian keuangan.
3. Pegawai yang sudah berlatar belakang pendidikan akuntansi sebaiknya jangan
cepat dipindahkan ke bagian lain yang tidak berkaitan dengan latar belakang
pendidikannya.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan metode wawancara atau
memperjelas setiap pertanyaan dalam kuisioner agar tidak terjadi kesalahan
interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang
sesungguhnya. Memperluas wilayah penelitian sehingga kesimpulan yang
diperoleh dapat digeneralisasikan secara umum. Melakukan pengujian lebih
lanjut dengan memasukan variabel lain yang mempengaruhi pemahaman
laporan keuangan SKPD, misalnya pengalaman kerja, jabatan, peraturan yang
dikeluarkan pemerintah yang berhubungan dengan laporan keuangan,
motivasi, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Aidil. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Tebing
Tinggi). Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Aritonang, Aldiani Sulani. 2009. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan
Penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 pada Pemerintah
Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera
Utara. Medan
Azhar. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan
Permendagri 13 (Studi pada Pemerintah Kota Langsa). Tesis. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Cahyadi, Dwi. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, dan
Posisi Di Pemerintahan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Daerah
(Studi Empiris Pada Eksekutif dan Legislatif Di Lembaga Pemeriintahan
Kabupaten Banjar Negara. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Damanik, Citra. 2011. Faktor-faktor Yang Menjadi Kendala Dalam Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Pada Pemerintah Kota Binjai.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Enho, Yohanes. 2008. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Latar Belakang Pendidikan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Daerah pada Pemerintah Kota Medan. Skripsi. Jurusan Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ghozali, imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harahap, Junita Putri Rajana. 2009. Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan, dan
Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota
Pematangsiantar. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Grafindo. Jakarta.
Hartina, Silka. 2009. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah pada
Pemerintah Kabupaten Langkat. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Misra, Fauzan dan Tanno, Aries. 2010. Pelatihan Akuntansi Pemerintahan Bagi
Staf Akuntansi Pemerintah Daerah : Kebutuhan Sebuah Proses
Berkelanjutan. Artikel. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Andalas.
Oktafianto, Indrawan. 2011. Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Skripsi. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa Timur.
Parlinda, Vera dan Wahyudin, Muhammad. 2004. Pengaruh Kepemimpinan
Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta. Tesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Satndar Akuntansi
Pemerintahan.
Rafiudin, Ahmad. 2008. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dalam Penempatan
Pegawai Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai pada Politeknik Negeri
Lampung. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Schuler, Randal S dan Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Erlangga. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Edisi
Revisi. LP3ES. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Idonesia. Jakarta.
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Rajawali
Pers. Jakarta.
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharan Negara.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Warisno. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.
Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Top Related