ANALISA LOGAM BERAT (Pb, Cd) PADA SEDIMEN DAN AIR DI...
Transcript of ANALISA LOGAM BERAT (Pb, Cd) PADA SEDIMEN DAN AIR DI...
ANALISA LOGAM BERAT (Pb, Cd) PADA SEDIMEN DAN
AIR DI LOKA RISET BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Oleh :
Susanto
2305312457
PROGRAM D3 KIMIA TERAPAN JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2008
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan barakah yang telah
dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul Analisa logam berat (Pb,Cd) pada sedimen dan Air
Di Loka Riset Budidaya Ikan HIas Air Tawar.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program
studi Diploma 3 Kimia Terapan, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini merupakan hasil kegiatan PKL yang telah dilaksanakan di Loka
Riset Budidaya Ikan HIas Air Tawar, Depok, yang dimulai dari tanggal 22
Septembert 2008 sampai dengan 3 November 2008.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
maupun dalam penyusunan laporan. Penulis banyak memperoleh bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin berterima kasih
kepada :
1. Drs.Riswiyanto,M.Si. selaku Ketua Program D3 Kimia Terapan FMIPA
UI.
2. Dra. Siswati Setiasih, Msi. Sebagai pembimbing akademis PKL dan
juga sebagai pengkoreksi hasil kerja penulis pada tugas akhir ini.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
iv
3. Pak Ahmad Musa Msi., selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan kepada penulis selama
melaksanakan PKL, serta memberikan masukkan dan penjelasan
mengenai penyusunan Laporan PKL.
4. Keluarga tercinta, lbunda tersayang dan juga Ayahanda paling bijak,
juga kakak yang terbaik yang telah memberi dukungan moril dan
materiil.
5. Rayung Sari Tunggadewi, yang telah menemani, memberi semangat,
mengingatkan, memperhatikan, dan memotivasi penulis untuk maju
dan berkreasi dalam hidup penulis.
6. Ibu yuli selaku penerimaan mahasiswa PKL di Loka Riset Budidaya
Ikan HIas Air Tawar..
7. Seluruh Dosen di Program D3 Kimia Terapan yang telah memberikan
ilmu, pengalaman, bantuan yang bermanfaat dan insyaallah
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
8. Seluruh Staf di Departemen Kimia yang telah memberikan informasi
dan membantu selama perkuliahan.
Teman–teman seperjuangan PKL tiga setengah tahun yang telah
bersama-sama mengurus persyaratan PKL dan seminar.
9. Anak-anak kost D n D, Ramly, Pipin, Fajri, Rishaf, dan Rizky yang
setiap harinya selalu bersanding dengan lagu, motor, cinta, game, dan
lainnya.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
v
10. Teman-teman seperjuangan, pepep (terima kasih imajinasi tingkat
tingginya), Ramly ( terima kasih socknya), Ucup (terima kasih untuk
ikan samudra hindia dan rokoknya), Rickie ( terima kasih join caril naik
gunung), Ferdian (terima kasih transfer koleksiannya), Fius (terima
kasih dah jatuh bareng di kali yang kering), Sony (terima kasih sate
dan softwarenya). Juga buat Merdy, Byan, Dedi, Reza, Arif, Alfin dan
eks KT’05 ( terima kasih masih mau bareng-bareng).
11. Seluruh teman–teman di D3 Kimia Terapan 05 yang selalu kompak
dan telah menjadi seperti keluarga sendiri, makasih atas (doa,
semangat, kerjasamanya, pengalaman, canda, tawa, dll) selama 3,5
tahun ini.
12. Anak-anak futsal di Brumbun (KT’05 dan KT’07) telah sama-sama
berolah raga di malam hari.
13. Afiliasi team. Pak Nardi, Bos Puji, Bang Ray, Bang Arfan, Novi yang
telah memberikan banyak ilmu terapan untuk analisa sampel.
14. Mas Hadi, yang telah bantu di perkuliahan nak KT’05.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini jauh dari sempurna, tetapi percobaan ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat luas, terutama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
vi
Depok, 11 Desember 2008
Penulis
(Susanto)
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
vii
ABSTRAK
PROGRAM STUDI D3 KIMIA TERAPAN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
SUSANTO
2305312457
ANALISA LOGAM PB DAN CD PADA SEDIMEN DAN AIR DI LOKA RISET
BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
Air merupakan senyawa yang berperan penting untuk kehidupan
makhluk hidup. Air yang dibutuhkan makhluk hidup harus memenuhi kualitas
yang baik dalam penggunaan sehari-hari maupun untuk lingkungan. Logam
berat merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas air. Di loka
Riset Budidaya Ikan HIas Air Tawar, dikakukan pengamatan untuk parameter
Logam Pb dan Cd untuk mengetahui kualitas tempat tesebut memenuhi
kriteria ambang batas yang ditetapkan oleh baku mutu lingkungan menurut
Kep. 02/MENKLH/l/1988 untuk air dan menurut IADC/CEDA (1997) untuk
sedimen. Penentuan kandungan logam Pb dan Cd dilakukan dengan metode
destruksi menggunakan aquaregia dan dianalisis dengan AAS. Hasil yang
diperoleh menunjukkan kandungan rata-rata logam Pb dalam sampel air dari
empat kali pengambilan di tiga lokasi (kolam l, kolam ll, dan kolam lll) yaitu
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
viii
masing-masing sebesar 0,688 ppm, 0,690 pm, dan 0,689 ppm. Kandungan
rata-rata logam Pb pada sedimen dari ke tiga kolam tersebut masing-masing
sebesar 33 ppm, 32 ppm, dan 20 ppm. Dari hasil tersebut, Pada ke tiga air
kolam l, ll,dan lll telah tercemar oleh logam Pb sedangkan pada sedimen di
ke tiga kolam masih belum berbahaya. Hasil analisis pada logam Cd dalam
air ke tiga kolam tersebut tidak terdeteksi adanya logam Cd, sedangkan
kandungan logam Cd pada sedimen dari ke tiga kolam yaitu masing-masing
sebesar 10 ppm, 11 ppm, dan 9 ppm. Jadi Pada ke tiga kolam tersebut sudah
mencapai batas pencemaran ringan untuk Logam Cd pada sedimen.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………......... iii
ABSTRAK………………………………………………………………………. ...vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. .. ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. .. xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. ..xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. .. 1
I.1 Latar Belakang………………………………………………….... 1
I.2 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan……………… .. 2
I.3 Jadwal Kegiatan………………………………………………….. 2
I.4 Tujuan Praktik Kerja Lapangan………………………………….3
I.4.1. Tujuan Umum……………………………………… 3
I.4.2. Tujuan Khusus……………………………………...4
BAB II URAIAN SINGKAT TENTANG TEMPAT PKL……………………. ...5
II.1. Lokasi dan Keadaan Geografis………………………………….5
II.2. Sejarah Singkat…………………………………………………...5
II.3. Struktus Organisasi………………………………………………7
II.4. Tenaga Kerja…………………………………………………….. 8
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
x
II.5. Sarana dan Prasarana……………………………………………8
II.6. Kegiatan yang Dilakukan oleh Instalasi PKL………………….. 9
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN……………..,….. 11
III.1. Tinjauan Umum Tentang Air……………………………......... 11
III.1.1. Sumber Air…………………………………………......... 12
III.1.2. Pencemaran Air……………………………………..... ...13
III.1.3. Sifat Fisika Air Bersih………………………………….. 15
III.1.4. Sifat Kima Air Bersih…………………………………… 15
III.2 Tinjauan Umum Tentang Sedimen…………………………... 16
lll.3 Toksisitas Logam Pb dan Cd…………………………………. 21
lll.4. Jadwal Praktik Kerja Lapangan…………………………........ 24
III.5. Pengambilan Sampel…………………………………………... 24
III.6. Lokasi Pengambilan Sampel……………………………........ 24
III.7. Latar Belakang PKL………………………………………........ 25
III.8. Pengukuran Kandungan Logam Berat…………………….. 25
III.9. Alat da Bahan………………………………………………….... 27
III.9.1. Alat………………………………………………………… 27
III.9.2. Bahan…………………………………………………….. 28
III.10. Prosedur Kerja Analisa Air………………………………….... 29
III.11. Prosedur Kerja Analsa Sedimen………………………......... 29
III.12. Hasil dan Pembahasan…………………………………........ 30
III.13. Kesimpulan…………………………………………………….. 35
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
xi
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….. 36
IV.1. Hasil PKL………………………………………………………. 36
IV.2. Manfaat PKl……………………………………………………. 36
IV.3. Saran……………………………………………………………. 37
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....... 38
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah tenaga Kerja Loka Riset Ikan Hias Air tawar…........ 8
Tabel 2. Sarana Loka Riset Ikan Hias Air Tawar……………………… 9
Tabel 3. Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen (ppm)………….. 20
Tabel 6. Data Standar Deviasi Kadar Logam Pb dan Cd pada Air dan
Sedimen…………………………………………………………..45
Tabel 4. Data Kadar Logam Pb dan Cd Pada Contoh Air Kolam…… 46
Tabel 5. Data Kadar Logam Pb dan Cd pada Contoh Sedimen
kolam…………………………………………………………… 47
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Prinsip Kerja AAS…………………………………………….. 27
Gambar 2. Grafik Pengamatan Kadar logam Pb Pada Contoh
Air………………………………………………………………... 31
Gambar 3. Grafik Pengamatan Kadar Logam Pb Pada Contoh
sedimen………………………………………………………… 32
Gambar 4. Grafik Pengamatan Kadar Logam Cd Pada Contoh
sedimen………………………………………………………… 33
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel (Kolam l) …………………….. 39
Lampiran 2. Lokasi Pengambilan Sampel (Kolam ll) ……………………. 40
Lampiran 3. Lokasi Pengambilan Sampel (Kolam lll) …………………… 41
Lampiran 4. Denah Aliran Air………………………………………………… 42
Lampiran 5. Kurva Kalibrasi Standar Pb dan Cd Pada Contoh Air……… 43
Lampiran 6. Kurva Kalibrasi Standar Pb dan Cd Pada Contoh Sedimen.. 44
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang diharapkan
dapat mempergunakan ilmunya agar bermanfaat bagi dirinya pribadi
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui pengembangan sumber
daya manusia, diharapkan dapat menjadi manusia yang produktif, inovatif
dan kreatif dalam menghadapi persaingan sumber daya manusia antar
negara. Ilmu yang diperoleh pada perkuliahan masih dalam skala kecil dan
terbatas, sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan ilmu tersebut
sekaligus mengenal dunia kerja sesungguhnya. Di samping itu mahasiswa
harus dapat mempraktikkan ilmu yang didapatnya dengan terjun langsung ke
lembaga atau instansi, baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan
bidang yang telah dipelajari.
Dalam rangka mendukung hal tersebut maka program studi D3 Kimia
Terapan FMIPA Universitas Indonesia bertujuan untuk dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing. Hal ini sangat
memungkinkan karena ditunjang oleh pelatihan dan pendidikan yang
memadai yaitu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PKL
merupakan suatu usaha untuk mengaplikasikan kegiatan perkuliahan ke
kegiatan kerja dan diharapkan mahasiswa mampu beradaptasi dengan
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
2
lingkungan kerja setelah menyelesaikan studinya, karena dunia kerja berbeda
dengan dunia pendidikan.
Dalam kegiatan praktik kerja lapangan ini, dipilih kegiatan yang
berhubungan dengan masalah lingkungan, berkaitan meningkatnya
pencemaran di lingkungan air khususnya di JABODETABEK.
I.2. Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di laboratorium Loka Riset
Budidaya Ikan Hias Air Tawar dari Departemen Perikanan dan Kelautan
Republik Indonesia. Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar merupakan
suatu badan pemerintah yang dijadikan sebagai Balai Riset khusus yang
menangani komoditi untuk ikan hias air tawar.
I.3. Jadwal Kegiatan PKL
Praktik Kerja Lapangan di Loka Riset Perikanan Air Tawar. PKL
dilaksanakan dari tanggal 22 September 2008 sampai dengan 3 November
2008.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
3
I.4. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan meliputi tujuan umum dan khusus :
I.4.1. Tujuan Umum
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program D3 Kimia Terapan
Departemen Kimia FMIPA UI.
2. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak program D3 Kimia Terapan
FMIPA UI dengan pihak industri swasta atau instansi pemerintah
sehingga memungkinkan bagi mahasiswa untuk melakukan Praktik Kerja
Lapangan.
3. Peningkatan kemampuan dalam memahami dan memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi di laboratorium.
4. Menerapkan ilmu yang didapat dalam proses perkuliahan untuk
diaplikasikan ke dalam dunia kerja.
5. Memupuk disiplin dan jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab.
6. Memperbanyak wawasan dengan melatih ketrampilan kerja serta
meningkatkan efisiensi proses pendidikan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
4
I.4.2. Tujuan Khusus
Melatih mahasiswa agar dapat melakukan serangkaian uji analisis
kimia dan fisika untuk parameter – parameter air dan sedimen logam Pb dan
Cd serta menambah kemampuan menggunakan atau mengoperasikan alat –
alat untuk analisis kimia secara baik dan benar.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
5
BAB II
Uraian Singkat Tentang Tempat PKL
II.1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Loka Riset Budidaya Ikan Hias terletak di Depok Rt.01 Rw.02 N0.13
Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Daerah ini merupakan dataran dengan temperatur 28 – 30 oC, dengan curah
hujan sedang. Loka Riset Budidaya ikan hias tersebut terletak 500 m dari
jalan raya, berada dalam lingkungan pemukiman penduduk dan sekitar 2 km
dari sungai Cisadane. Luas keseluruhan area Loka Riset Budidaya Ikan Hias
Air Tawar adalah 11,97 Ha dan kawasan bangunan yang dipergunakan
adalah sekitar 40% dari total keseluruhan area.
II.2. Sejarah Singkat
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar di Depok merupakan salah
satu Lembaga Penelitian Perikanan Darat Bogor, dimana lembaga tersebut
merupakan unit Pelaksanaan Teknis badan Penelitian dan Pengembangan
Perikanan yang berada di bawah koordinasi Pusat Riset dan Pengembangan
Penelitian.
Sejak berdirinya Loka Riset ini telah mengalami beberapa kali
pergantian nama dan fungsi di bawah wewenang Departemen Pertanian.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
6
Namun pada saat ini Loka Riset telah dikoordinasi oleh Depertemen
Perikanan dan Kelautan.
Adapun sejarah berdirinya Loka Riset adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1957 berfungsi sebagai pusat percobaan dari Balai Penelitian
Perikanan Darat di bawah Direktur Jenderal Perikanan Depertemen
Perikanan.
2. Tahun 1975 berfungsi sebagai pusat percobaan Balai Penelitian Darat di
bawah di bawah Perwakilan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Depertemen Pertanian.
3. Tahun 1978 dilakukan renovasi pembangunan instalasi.
4. Tahun 1980 berfungsi sebagai Sub Balai Penelitian Perikanan Darat yang
merupakan bagian dari Balai Perikanan Darat, Perwakilan Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
5. Tahun 1984 berfungsi sebagai Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar,
Perwakilan dan Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Depertemen Pertanian.
6. Tahun 2002 berfungsi sebagai Instalasi Riset Perikanan Air Tawar di
bawah Balai Riset Perikanan Air Tawar Sukamandi.
7. Tahun 2003 berfungsi sebagai Instalasi Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar di bawah Balai Riset Perikanan Air Tawar Bogor, yang khusus
menangani komoditi ikan hias air tawar.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
7
8. Tahun 2004 berfungsi sebagai Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
di Balai Riset Budidaya Air Tawar Bogor yang menangani komoditi khusus
ikan hias air tawar.
II.3. Struktur Organisasi
Dalam melakukan tugas pembinaan Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar tidak lepas dari tenaga kerja yang melakukan tugas sehari – hari.
Untuk memudahkan melaksanakan tugas tersebut maka disusun struktur
organisasi dari Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Di bawah ini
beberapa komponen organisasi tersebut yaitu :
1. Koordinator Tata Usaha, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis
dan administrasi atau urusan tata usaha dalam lingkungan loka.
2. Koordinator Teknis dan Informasi, mempunyai tugas melakukan
pelayanan teknis kegiatan penerapan teknik budidaya.
3. Koordinator Program dan Kerjasama, mempunyai tugas membuat
perencanaan dalam bidang penelitian.
4. Kelompok Jabatan Fungsional yang keseluruhannya diaplikasikan oleh
kepala Loka dimana kedudukan Kepala sederajat dengan peneliti –
peneliti yang ada.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
8
II.4. Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan tenaga kerja di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar Depok bervariasi, mulai dari Pendidikan Dasar (SD) sampai dengan
Sarjana, dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah :
Tabel 1 . Jumlah tenaga kerja Loka Riset Ikan Hias Air Tawar.
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat terlihat bahwa jumlah tenaga kerja di Loka
Riset Perikanan Air Tawar Depok berjumlah 45 orang dari berbagai tingkat
pendidikan.
II.5. Sarana dan Prasarana
Fasilitas bengunan yang berada di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air
Tawar Depok, dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
No. Tingkat Tenaga
Kerja
Tingkat
Pendidikan
Jumlah Tenaga
Kerja
Persentase
1. Tenaga Ahli S1 – S3 12 26,67
2. Tenaga Terampil SLTA 17 37,78
3. Tenaga Pembantu SD - SLTP 16 35,55
Jumlah 45 100
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
9
Tabel 2 . Sarana di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok
(2005)
II.6. Kegiatan yang Dilakukan oleh Instalasi Tempat PKL
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok , Jawa Barat
merupakan salah satu instansi pemerintah yang didirikan sebagai tempat
untuk berbagai kegiatan penelitian budidaya perikanan, khususnya budidaya
ikan hias air tawar.
No. Jenis Jumlah
1. Kantor 1
2. Hatchery 2
3. Aula 1
4. Mushola 1
5. Gudang 2
6. Perpustakaan 1
7. Gedung pertemuan 1
8. Laboratorium 1
9. Pos jaga 1
10. Gedung 3
11. Ruang peneliti 1
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
10
Berdasarkan tujuannya dipastikan bahwa sebagian staf yang bekerja
merupakan para peneliti di bidang budidaya ikan hias, yang menunjukan
kegiatan yang dilakukan di tempat tersebut adalah kegiatan yang bersifat
riset atau penelitian.
Di Loka Riset Perikanan Air Tawar ini memiliki beberapa jenis ikan
hias yang dikembangkan, yang hanya untuk skala riset, terutama jenis ikan
hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan jenis ikan yang masih sangat
sulit untuk dikembangbiakkan yaitu :
1. Botia (Botia Macracantha).
2. Arwana.
3. Black Ghost.
4. Balashark.
5. Kapiat Albino.
6. Sumatera Albino.
7. dan lain – lain.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
11
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
III.1.Tinjauan Umum Tentang Air
Air merupakan senyawa yang keberadaannya di lingkungan sangat
penting bagi kehidupan manusia. Air sangat vital bagi kehidupan kita dan air
merupakan kebutuhan yang sangat mutlak dikarenakan hampir setiap
kegiatan manusia memerlukan air. Air yang merupakan 70% dari permukaan
bumi, dari jumlah keseluruhan tersebut 97% terdiri dari lautan dan 3%
sisanya merupakan air hujan, es, salju, dan air tanah. Dari jumlah air yang
begitu melimpah di muka bumi ini, berdasarkan kualitasnya hanya sebagian
kecil saja yang dapat dikonsumsi manusia. Penyediaan air tersebut masih
terbatas dan masih banyak yang belum atau tidak memenuhi syarat
kesehatan yang dapat menimbulkan kerugian apabila mengkonsumsinya.
Dalam tubuh manusia air merupakan biomolekul yang sangat penting,
terdapat kurang lebih sekitar 70% dari berat badan manusia, seperti jaringan
darah mengandung air sebesar 83%. Selain dipergunakan untuk tubuh, air
juga banyak dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan misalnya saja
mandi, mencuci, memasak, irigasi, perkebunan, perikanan, dan lain-lain.
Makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup tanpa air hanya dalam beberapa
hari saja, sehingga dengan demikian dibutuhkan peningkatan kualitas air
agar dapat memenuhi mutu standar yang telah ditetapkan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
12
III.1.1Sumber Air
Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut
dan berputar terus menerus sehingga merupakan suatu siklus (daur) ulang
dan disebut sebagai siklus hidrologi. Dari Hydrological Cycle atau siklus
hidrologi tersebut dapat dilihat adanya berbagai air yang dapat diperkirakan
kualitas dan kuantitasnya. Secara sepintas, sumber-sumber tersebut adalah :
1. Air Angkasa
Air angkasa yaitu air yang jatuh ke permukaan bumi berupa hujan dan
salju. Biasanya air angkasa merupakan air yang steril dan bebas dari zat-
zat beracun. Akan tetapi mengingat bahwa selama perjalanan air dari
angkasa tersebut bila sampai ke bumi, air tersebut akan mengalami
kontak dengan udara dimana air hujan tersebut tercemar. Makin tinggi
tingkat pencemaran udara, maka makin rendah kualitas air hujan tersebut,
misalnya : rendahnya pH (hujan asam), maka makin besarnya zat-zat
pencemaran yang terbawa oleh hujan tesebut.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada dari permukaan tanah, yang
keberadaannya bersifat sementara, mengalir maupun stabil. Umumnya
sumber air tawar dipermukaan berasal dari danau, sungai, waduk, parit,
dan lain-lain, kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia.
Karena belum memenuhi kualitas air oleh karena itu perlu adanya
pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
13
3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan
batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus-
menerus oleh alam. Air tanah merupakan salah satu limpasan dari air
hujan yang masuk ke dalam tanah. Air hujan merupakan bagian yang
terbesar dalam pembentukan air tanah. Selain air hujan juga berasal dari
mata air, air sungai, danau, dan air permukaan lainnya yang meresap ke
dalam tanah, dan jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan air tanah
yang berasal dari air hujan.
III.1.2 Pencemaran Air
Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988
Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam
air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya.
Air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya digolongkan
menjadi :
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
14
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk
diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan
listrik negara.
Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber
air yang termasuk dalam kategori A, misalnya sebuah sumur penduduk
kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari
suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah
turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat digunakan
langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
15
III.1.3.Sifat Fisika Air Bersih
1. Jernih (tidak keruh).
2. Tidak berbau.
3. Tidak berwarna.
4. Tidak berasa.
5. Temperaturnya tidak melebihi udara luar.
III.1.4.Sifat Kimia Air Bersih
1. Tidak mengandung unsur kimia beracun Merkuri (Hg) yang dapat
mengganggu susunan syaraf pusat, (Cd) dapat menyebabkan
keracunan, timbal (Pb) dapat membuat gigi menjadi berwarna
kehitam – hitaman dan gangguan pada janin, dan lain – lain.
2. Tidak boleh mengandung zat yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan misalnya racun NO2- dapat menyebabkan gangguan
pada bayi penyakit methaemoglobinemia (Hb tidak dapat mengikat
O2 dengan baik).
3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat menimbulkan gangguan
teknis misalnya Fe2+ yang dapat membuat korosif pada peralatan
teknis.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
16
4. Tidak boleh mengandung zat yang dapat menimbulkan gangguan
pada sektor ekonomi misalnya air sadah (Ca2+ dan Mg2+), jika
menggunakan air sadah maka akan boros sabun.
5. Dan lain – lainnya yang tidak mengganggu kehidupan semua
makhluk hidup.
III.2 Tinjauan Umum Tentang Sedimen
Sedimen merupakan tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang ada di
dasar badan air. Sedimen terdiri dari bahan organik yang berasal dari hewan
atau tumbuhan yang membusuk dan bahan anorganik yang umumnya
berasal dari pelapukan batuan, kemudian tenggelam ke dasar dan bercampur
dengan lumpur (Sverdrup, 1966). Kebanyakan perairan pesisir didominasi
oleh substrat lunak. Substrat lumpur berasal dari sedimen yang terbawa oleh
sungai ke perairan pesisir. Claphman (1973) menyatakan bahwa air sungai
mengangkut partikel lumpur dalam bentuk suspensi, ketika partikel mencapai
muara dan bercampur dengan air laut, partikel lumpur akan membentuk
partikel yang lebih besar dan mengendap di dasar perairan.
Sedimen terdiri dari beberapa komponen bahkan tidak sedikit sedimen
yang merupakan pencampuran dari komponen-komponen tersebut. Adapun
komponen itu bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman, dan geologi
dasar (Forstner dan Wittman, 1983). Pada saat buangan limbah industri
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
17
masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan
dalam sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam
sedimen meningkat dan penurunan kualitas air.
Penurunan kualitas air diakibatkan melarutkan bermacam-macam zat,
baik yang oleh adanya zat pencemar, baik berupa berupa gas, cairan,
maupun padatan. Laut merupakan tempat bermuaranya komponen-
komponen organik maupun anorganik. Komponen-komponen anorganik,
diantaranya adalah logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat
tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari, oleh
karena itu logam-logam tersebut menjadi buangan secara rutin dalam skala
industri. Penggunaan logam-logam berat tersebut dalam berbagai keperluan
sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja
maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat
yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
(Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsenik (As), tembaga (Cu), kadmium (Cd),
khromium (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat
terakumulasi di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam
jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.
Selain dalam tubuh organisme, logam berat juga dapat terakumulasi
dalam padatan yang ada dalam perairan seperti sedimen. Sedimen adalah
lapisan bawah yang melapisi sungai, danau, reservoir, teluk, muara, dan
lautan. Pada umumnya logam-logam berat yang terdekomposisi pada
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
18
sedimen tidak terlalu berbahaya bagi makhluk hidup perairan, tetapi oleh
adanya pengaruh kondisi akuatik yang bersifat dinamis seperti perubahan
pH, akan menyebabkan logam-logam yang terendapkan dalam sedimen
terionisasi ke perairan. Hal inilah yang merupakan bahan pencemar dan akan
memberikan sifat toksik terhadap organisme hidup bila ada dalam jumlah
yang berlebih. Berkaitan dengan hal tersebut, maka banyak peneliti yang
telah meneliti logam berat pada sedimen, baik yang berlokasi di sungai
maupun di laut. Penelitian tentang logam berat pada sedimen di sungai
terutama dilakukan di sekitar daerah yang dicurigai sebagai tempat
terakumulasinya logam berat.
Logam-logam berat yang ada di perairan dapat masuk ke dalam
sedimen dengan cara adsorpsi. Adanya logam berat yang terendapkan
dalam sedimen akan memberikan dampak negatif bagi organisme yang hidup
di dasar sungai seperti kerang-kerangan dan udang. Logam tersebut dakan
tertimbun dalam jaringan sehingga terganggunya metabolisme dari
organisme tersebut.
Sungai merupakan satu-satunya prasarana paling mudah bagi
masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti mandi cuci kakus
(MCK), transportasi dan lainnya termasuk membuang sampah rumah tangga
dan limbah industri. Dua aktivitas terakhir (membuang sampah rumah tangga
dan limbah industri) merupakan faktor utama terjadinya pencemaran logam
berat.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
19
Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat
serius untuk ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara
umum. Sejak kasus merkuri di Minamata Jepang pada 1953, pencemaran
logam berat semakin sering terjadi dan semakin banyak dilaporkan. Agen
Lingkungan Amerika Serikat (EPA) melaporkan, terdapat 13 elemen logam
berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya arsenik (As),
timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd). Logam berat sendiri
sebenarnya merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan setiap
makhluk hidup, namun beberapa di antaranya (dalam kadar tertentu) bersifat
racun. Di alam, unsur ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut atau
tersuspensi (terikat dengan zat padat) serta terdapat sebagai bentuk ionik.
Dampak dari pencemaran logam berat ini sering dilaporkan. Kadmium
misalnya, merupakan salah satu jenis logam berat berbahaya karena berisiko
tinggi terhadap pembuluh darah. Elemen ini berpengaruh terhadap manusia
dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya
hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berpengaruh
terhadap gangguan paru-paru, emphysema, dan renal turbular disease
kronis.
Baku mutu logam berat di dalam lumpur atau sedimen di Indonesia
belum ditetapkan , sehingga acuan digunakan baku mutu yang dikeluarkan
oleh IADC/CEDA (1997) mengenai logam berat yang dapat ditoleransi
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
20
keberadaannya alam sediment berdasarkan standar kualitas Belanda seperti
yang terlihat pada table 1.
Tabel 1. Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen (dalam ppm)
Logam
berat
Level target
Level limit
Level Tes
Level intervensi
Level bahaya
Cadmium
(Cd)
0,8 2 7,5 12 30
Timbal
(Pb)
85 530 530 530 1000
Sumber: IADC/CEDA (1997)
Keterangan :
a. Level target. Jika konsentrasi kontaminan yang ada pada
sedimen memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai level
target, maka substansi yang ada pada sediment tidak
terlalu berbahaya bagi lingkungan.
b. Level limit. Jika konsentrasi kontaminan yang ada pada
sedimen memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai level
target, maka subtansi yang ada pada sedimen tidak terlalu
berbahaya bagi lingkungan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
21
c. Level tes. Jika konsentrasi kontaminan yang ada di
sedimen berada pada kisaran nilai antara level limit dan
level tes,maka dikategorikan sebagai tercemar ringan.
d. Level intervensi. Jika konsentrasi kontaminan yang ada di
sedimen berada pada kisaran nilai antara level tes dan
level intervensi, maka dikategorikan sebagai tercemar
sedang.
e. Level bahaya. Jika konsentrasi kontaminan berada pada
nilai yang lebih besar dari baku mutu level bahaya maka
harus dengan segera dilakukan pembersihan sedimen.
lll.3 Toksisitas Logam Pb dan Cd
Timbal lebih tersebar luas disbanding kebanyakan logam toksik
lainnya. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logamgolongan IV-A
dengan nomor atom 82 dan bobot 207,2. Penyebaran Pb di bumi sangat
sedikit yaitu 0,0002 % dari seluruh lapisan bumKadarnya dalam lingkungan
meningkat karena penambangan, peleburan, pembersihan, dan berbagai
penggunaannya dalam industri. Biasanya kadar Pb dalam tanah berkisar
antara 5 sampai 25 mg/kg, dalam air tanah dari 1 sampai 60 μg/L dan agak
lebih rendah dalam air permukaan di alam; kadar udara di bawah 1 μg/m³,
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
22
tetapi dapat jauh lebih tinggi di tempat kerja tertentu dan di daerah yang lalu-
lintasnya padat. Bayi dan anak-anak kecil mungkin terpajan pada tingkat
yang lebih tinggi daripada orang dewasa, karena kebiasaanya menjilat,
mengunyah, atau memakan benda asing, misalnya tanah dan serpih cat tua
dari dinding.
Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat dengan penyebaran
yang sangat luas di alam, logam ini bernomor atom 48, berat atom 112,40
dengan titik cair 321ºC dan titik didih 765ºC. Di alam Cd bersenyawa dengan
belerang (S) sebagai greennocckite (CdS) yang ditemui bersamaan dengan
senyawa spalerite (ZnS). Kadmium merupakan logam lunak (ductile)
berwarna putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas
amonia (NH3) (Palar, 2004). Di perairan Cd akan mengendap karena
senyawa sulfitnya sukar larut (Bryan, 1976). Menurut Clark (1986) sumber
kadmium yang masuk ke perairan berasal dari:
1. Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.
1. Air bilasan dari elektroplating.
2. Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu
dan uap
3. serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.
4. Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0, 2
% Cd
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
23
5. sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan
melalui
6. proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.
7. Pupuk phosfat dan endapan sampah.
Penggunaan Cd yang paling utama adalah sebagai stabilizer
(penyeimbang) dan pewarna pada plastik dan elektroplating
(penyepuh/pelapisan logam). Selain itu digunakan pula pada penyolderan
dan pencampuran logam serta industri baterai. Akumulasinya dalam air tanah
antara lain diakibatkan oleh kegiatan elektroplating (pelapisan emas dan
perak), pengerjaan bahan-bahan dengan menggunakan pigmen/zat warna
lainnya, tekstil dan industri kimia.
Logam kadmium atau Cd akan mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia).
Dalam biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami
peningkatan (biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi
akan mengalami akumulasi Cd yang lebih banyak. Keracunan kadmium bisa
menimbulkan rasa sakit, panas pada bagian dada, penyakit paru-paru akut
dan menimbulkan kematian. Salah satu contoh kasus keracunan akibat
pencemaran Cd adalah timbulnya penyakit itai-itai di Jepang.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
24
III.4 Jadwal Praktik Kerja Lapangan
Praktik Kerja Lapangan berlangsung pada tanggal 22 September 2008
sampai dengan 3 November 2008.
III.5 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilaksanakan tanggal 22 September, 6 OKtober,
20 Oktober dan 3 November. Waktu pengambilan sampel dilalukan pada
sore hari pukul 15.00 WIB, dengan volume pengambilan 500 mL sampel air
di setiap lokasi.
III.6 Lokasi Pengambilan Sampel
Denah lokasi perikanan dapat dilihat pada lampiran 4.
Lokasi pengambilan sampel yaitu :
1. Aliran air penduduk yaitu kolam l yang diambil pada saat aliran air
mulai memasuki wilayah perikanan.
2. Kolam Il / satu kali penyaringan, merupakan kolam pembibitan yang
berasal dari kolam l dan aliran penduduk.
3. Kolam IIl / dua kali penyaringan, berasal dari kolam I yang melewati
kolam dua kali penyaringan/ kolam ll. Air yang masuk ke kolam IIl
dilakukan secara pengucuran, perlakuan ini diharapkan dapat
menambah oksigen dalam perairan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
25
III.7 Latar Belakang PKL
Air yang digunakan untuk budidaya perikanan air tawar ini berasal dari
tempat aliran buangan air penduduk yang merupakan limbah rumah tangga
penduduk sekitarnya yang dihasilkan dibuang. Air tersebut dialirkan ke
wilayah perairan untuk budidaya perikanan setelah melalui proses
penyaringan dan perlakuan tertentu dengan tujuan meningkatkan kualitas
perairan sehingga dapat digunakan. Penyaringan ini dibagi menjadi 2 tahap
yaitu :
1. Satu kali penyaringan, melalui kolam I dan kolam II. Waduk I, berasal
dari aliran air selokan penduduk yang berfungsi sebagai tempat
pengendapan sampah. Waduk II, berasal dari waduk I yang
mempunyai banyak tanaman air, berfungsi untuk menambah kualitas
oksigen perairan.
2. Dua kali penyaringan, melalui kolam lll penyaringan yang berisi
tanaman air untuk menambah konsentrasi oksigen, berasal dari waduk
l dan waduk ll.
lll.8 Pengukuran Kandungan Logam Berat
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometrik serapan atom (AAS) yaitu dengan menggunakan prinsip
berdasarkan Hukum Lambert-Beert yaitu banyaknya sinar yang diserap
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
26
berbanding lurus dengan kadar zat. Persamaan garis antara konsentrasi
logam berat dengan absorbansi adalah persamaan linier dengan koefisien
arah positif: Y = a + bX. Dengan memasukkan nilai absorbansi larutan contoh
ke persamaan garis larutan standar maka kadar logam berat contoh dapat
diketahui (Hutagalung et al., 1997).
Larutan contoh yang mengandung ion logam dilewatkan melalui nyala
udara-asetilen bersuhu 2000 ºC sehingga terjadi penguapan dan sebagian
tereduksi menjadi atom. Lampu katoda yang sangat kuat mengeluarkan
energi pada panjang gelombang tertentu dan akan diserap oleh atom-atom
logam berat yang sedang di analisis. Jumlah energi cahaya yang diserap
atom logam berat pada panjang gelombang tertentu ini sebanding dengan
jumlah zat yang diuapkan pada saat dilewatkan melalui nyala api udara-
asetilen. Setiap unsur logam berat membutuhkan lampu katoda yang
berbeda. Keseluruhan prosedur ini sangat sensitif dan selektif karena setiap
unsur membutuhkan panjang gelombang yang sangat pasti (Tinsley, 1979).
Untuk lebih jelasnya prinsip kerja spektrofemetrik dapat dilihat pada Gambar
1.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
27
Gambar 1. Prinsip Kerja Spektrofotometrik Serapan Atom
III.9 Alat dan Bahan
Dalam percobaan yang dilakukan digunakan peralatan dan bahan –
bahan sebagai berikut :
III.9.1 Alat
1. Spektrofotometer “Smart Spectro”
2. Erlenmeyer 100 dan 250 mL
3. Gelas ukur 25 mL
4. Kertas saring Whatman 42
5. Botol Winkler
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
28
6. Botol plastik sample
7. Batang pengaduk
8. Kertas label
9. Pipet tetes
10. Pipet volum 5 dan 10 ml
11. Beaker glass 50 dan 100 mL
12.. Labu ukur 50 ml
III.9.2 Bahan
1. Larutan HNO3 pekat
2. Larutan H2SO4 pekat
3. Larutan HCl pekat
4. Aquadest
5. Larutan standar Pb
6. Larutan standar Cd
7. Aquabidest
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
29
III.10 Prosedur Kerja Analisa Air
Contoh air diambil 10 mL ke dalam enlenmeyer dan ditimbang
beratnya.lalu dtambahkan asam nitrat (HNO3) 5 mL kemudian dikocok dan
didiamkan selama 30 menit. Campuran dipanaskan diatas hotplate sampai
larutan tesisa sedikit dan larut. Setelah itu disaring menggunakkan kertas
saring whatman 42 kemudian larutan ditambahkan aquadest sampai tanda
batas dalam labu 25 mL. Dan diukur menggunakkan AAS.
III.11 Prosedur Kerja Analisa Sedimen
Contoh sedimen dikeringkan di oven pada suhu 105 º C sampai kadar
air menguap. Diambil contoh sedimen sebanyak 0,2 gram dan ditempatkan
dalam enlenmeyer 100 mL, lalu ditambahkan aqua regia (asam nitrat 5 mL
dan asam clorida 15 mL) dan dikocok kemudian ddiamkan selama 30 menit.
Dan dipanaskan di atas hotplate sampai larut. Selanjutnya disaring
menggunakkan kertas saring whatman 42 dan volume larutan ditambahkan
dengan aquadest hingga tanda batas di labu 25 mL. Kemudian itu diukur
menggunakan AAS.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
30
lll.12 Hasil Dan Pembahasan
Pengambilan contoh air dan sedimen dilakukan sore hari pada pukul
15.00 dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas pencemaran limbah yang
dihasilkan dari proses produksi yang terbuang ke aliran dan masuk ke Loka
Karya Budidaya Ikan Hias Air tawar. Disamping itu, pada pengamatan
terhadap kadar logam Pb dan Cd dilakukan selama dua bulan. Polutan-
polutan yang masuk ke kolam Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
tersebut, kebanyakan berasal dari buangan limbah rumah tangga dan
sampah-sampah yang dibuang ke sungai.
0.674
0.6760.678
0.680.682
0.684
0.6860.688
0.690.692
0.694
minggu pertama minggu ketiga minggu kelima minggu ketujuh
Waktu pengambilan
ppm
Kolam lKolam llKolam lll
Gambar 2.Grafik Pengamatan Kadar Logam Pb Dalam Contoh Air
Hasil analisis logam Pb dari contoh air seperti yang terlihat pada
gambar 2 di kolam l, terdapat kadar logam Pb yang besar yaitu pada minggu
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
31
pertama, dan minggu ketujuh dengan kadar sekitar 0,691 ppm, sedangkan
kadar terkecil terdapat pada minggu ketiga yaitu sekitar 0,683 ppm.
Sedangkan kolam ll, yaitu mulai minggu pertama sampai dengan minggu
ketujuh, terdapat pencemaran logam Pb yang relatif stabil yaitu sekitar 0,690
ppm. Demikian juga dengan kolam lll, terdapat pencemaran Pb pada minggu
pertama sampai minggu ketujuh sekitar 0,690 ppm.
0
10
20
30
40
50
60
70
minggu pertama minggu ketiga minggu kelima minggu ketujuh
Waktu pengambilan
ppm
Kolam lKolam llKolam lll
Gambar 3.Grafik Pengamatan Kadar Logam Pb Dalam Contoh Sedimen
Pada analisa logam Pb pada contoh sedimen yang terlihat pada
gambar 3, di kolam l, kadar yang besar terdapat pada minggu pertama dan
minggu ketiga dengan kadar sekitar 42 ppm, dan kadar terkecil terdapat pada
minggu kelima yaitu sektar 24 ppm. Pada kolam ll kadar terbesar juga
terdapat pada minggu pertama dengan kadar sekitar 58 ppm. Kadar
tekecilnya dengan kadar sekitar 21 ppm yang terdapat pada minggu kelima.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
32
Pada kolam lll, kadar terbesar terdapat pada minggu ketiga dan ketujuh yaitu
sekitar 25 ppm, dan kadar terkecilnya terdapat pada minggu kelima dengan
kadar sekitar 8 ppm.
Dari hasil di atas, penyebaran logam Pb pada aliran air relatif stabil di
kolam l, kolam ll, dan kolam lll, sebagian besar kadar logam Pb dari minggu
ke minggu dengan kadar 0,680 ppm sampai dengan 0,690 ppm. Pencemaran
tersebut terjadi dari aliran air yang masuk ke kolam l, kolam ll, dan kolam lll
tidak mengalami perbedaan yang tinggi. Sedangkan pada contoh sedimen
penyebaran logam Pb bervariasi dengan tingkat kadar yang berbeda dari
waktunya. Kadar tertinggi logam Pb pada contoh sedimen terdapat pada
minggu pertama di kolam ll yaitu dengan 58 ppm.
Dari hasil analisis kadar logam Cd pada contoh air di kolam l, kolam ll,
maupun kolam lll, tidak terdeteksi adanya logam Cd karena hasil data yang
didapatkan dalam pengukuran menggunakan AAS. Hal ini mungkin
disebabkan tidak adanya buangan limbah yang mengandung Logam Cd dari
aliran air yang masuk di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air tawar tersebut.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
33
0
2
4
6
8
10
12
14
16
minggu pertama minggu ketiga minggu kelima minggu ketujuh
Waktu pengambilan
ppm
Kolam lKolam llKolam lll
Gambar 4.Grafik Pengamatan Kadar Logam Cd Dalam Contoh Sedimen
Pada analisa logam Cd pada contoh sedimen di kolam l, terdapat
kadar yang besar pada minggu ketujuh yaitu sekitar 13 ppm. Sedangkan
kadar terkecilnya terdapat pada minggu pertama dengan kadar sekitar 6
ppm. Pada kolam ll, kadar tebesar terdapat pada minggu ketujuh yaitu
mencapai sekitar 14 ppm. Sedangkan kadar terkecilnya terdapat pada
minggu kelima dengan kadar sekitar 8 ppm, dan pada kolam lll, kadar
terbesar terdapat pada minggu ketujuh dengan kadar sekitar 11 ppm.
Sedangkan kadar terkecilnya terdapat pada minggu pertama dengan kadar
sekitar 6 ppm.
Dari data di atas kadar yang tinggi terdapat pada minggu ketujuh di
kolam ll dengan kadar sekitar 14 ppm, dan kadar tekecil terdapat pada
minggu pertama di kolam l dengan kadar sekitar 6,7 ppm.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
34
Dari data pada logam Pb maupun Cd, terbukti bahwa contoh air
mempunyai kadar yang lebih sedikit dibandingkan pada contoh sedimen. Hal
ini bisa saja disebabkan oleh logam Pb maupun logam Cd yang teradsorbsi
oleh sedimen. Logam-logam tersebut mengendap pada sedimen dengan
kadar yang cukup besar. Dari data logam Pb pada contoh air, dapat dilihat
bahwa tidak terjadi penurunan yang besar dari kolam l sampai kolam lll, jadi
penyaringan yang ada pada kolam ll dan kolam lll tidak berfungsi dengan baik
sehingga logam Pb yang masuk dari ke kolam l, ll, dan lll tidak terfiltrasi
dengan efektif dan menentukan kualitas air pada lokasi tersebut. Peningkatan
kadar logam Pb maupun Cd yang terjadi pada contoh sedimen disebabkan
oleh adsorbsi yang terjadi pada sedimen dari aliran air. Sedangkan
penurunan kadar logam Pb pada contoh sedimen terjadi karena saat
pengambilan contoh sedimen dikolam l, ll, dan lll mengalami penurunan
kedalaman sedimen yang diambil pada satu titik pengambilan, sehingga
makin besar kedalaman sedimen semakin kecil kadar logam Pb maupun Cd
dalam titik pengambilan tersebut.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
35
lll.13 Kesimpulan
Dari hasil analisis, didapatkan bahwa kadar rata-rata logam Pb yang
terdapat pada air kolam l, ll, dan lll yaitu masing-masing sebesar 0,688 ppm,
0,6903 ppm, dan 0,689 ppm dan kadar tersebut ternyata melebihi ambang
batas menurut Kep. 02/MENKLH/l/1988, Gol C yaitu batas ambang minimum
untuk logam Pb pada air sungai adalah 0,03 ppm. Sedangkan hasil analisis
kadar logam Pb pada contoh sedimen di kolam l, ll, dan lll yaitu masing-
masing sebesar 33 ppm, 32 ppm, dan 20 ppm. Dari hasil tersebut ternyata
belum melewati batas yang ditetapkan IADC/CEDA (1997) yaitu masih di
bawah level target yaitu 85 ppm.
Dari hasil analisis penentuan kadar logam Cd pada contoh air di kolam
l, ll, dan lll tidak terdeteksi adanya pencemaran logam Cd. Sedangkan hasil
analisis pada contoh sedimen yaitu masing-masing sebesar 10 ppm, 11 ppm,
dan 9 ppm. Hasil tersebut sudah mencapai level tes yaitu 7,5 ppm menurut
IADC/CEDA (1997).
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
36
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Hasil PKL
Hasil yang didapat setelah PKL antara lain :
1. Mahasiswa mengetahui lingkungan kerja dan cara beradaptasi di
lingkungan kerja.
2. Mahasiswa memperoleh data hasil pekerjaan yang telah dilakukan
selama bekerja dan telah diolah sesuai dengan standar di perusahaan
untuk pembuatan laporan.
3. Mahasiswa memahami cara menghadapi masalah yang terjadi di
dunia kerja.
IV.2. Manfaat PKL
Beberapa manfaat yang diperoleh antara lain :
1. Menambah kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap suatu
pekerjaan yang diberikan.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang kelak akan
bermanfaat di masa depan.
3. Menambah wawasan berupa teori dan pengalaman yang tidak
diperoleh dalam masa perkuliahan.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
37
IV.3. Saran
Beberapa saran untuk pihak perusahaan yaitu :
1. Keamanan yang perlu ditingkatkan, karena kita bekerja menggunakan
bahan – bahan kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan kita dan
lingkungan sekitar.
2. Kebersihan, dan kerapihan laboratorium.
3. Perbaikan kualitas kolam yang masih kurang dalam penyaringan
senyawa-senyawa berbahaya.
4. Peralatan laboratorium yang ditambah agar mudah dalam menganalisis
keadaan kolam dan keadaan lingkungan sekitar kolam.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
38
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya, Tresna.1991. Pencemaran Lingkungan. Surabaya : Rineka
Cipta.
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Andi.
Sumestri S., Sri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
Lesmana, Darti S. 2002. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta :
Swadaya.
Effendi, Heni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Kanisius.
Hadi, Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
39
Lampiran 1. lokasi pengambilan sample
Gambar 11. Kolam l (Inlet)
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
40
Lampiran 2. Lokasi pengambilan sampel
Kolam ll (Filter)
Gambar 12. Kolam ll (Filter)
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
41
Lampiran 3. Lokasi pengambilan sampel
Gambar 13. Kolam ll (Outlet)
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
42
Lampiran 4. Denah Aliran Air Aliran air penduduk
WADUK I WADUK II
Kolam I / Satu Kali Penyaringan
Kolam IIl / Dua Kali Penyaringan
(Outlet)
Kolam ll (Penyaringan)
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
43
Lampiran 5. Kurva Standar AAS Logam Pb dan Cd pada Contoh Air
y = 0.0073x + 0.0008R2 = 0.9958
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0 1 2 3 4 5 6
y = 0.0718x + 0.0163R2 = 0.9849
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0 1 2 3 4 5 6
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
44
Lampiran 6. Kurva Standar AAS Logam Pb dan Cd pada Contoh Sedimen
y = 0.0078x - 0.0007R2 = 0.9967
-0.005
0
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0 1 2 3 4 5 6
y = 0.1163x + 0.0566R2 = 0.9747
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 1 2 3 4 5 6
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
45
Tabel 6. Data Standar Deviasi Kadar Logam Pb dan Cd pada Air dan
Sedimen
Kolam
Standar Deviasi (ppm)
Logam Pb
Logam Cd
Air
Sedimen
Air
Sedimen
l
ll
lll
0,688 ±0,0034
0,690 ±0,0010
0,689 ±0,0006
33 ± 10,4616
32 ± 17,6390
20 ± 7,9536
Tidak
terdeteksi
Tidak
terdeteksi
Tidak
terdeteksi
10 ± 2,7322
11 ± 2,3278
9 ± 1,9060
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
Tabel 2. Data Kadar Logam Pb dan Cd Pada Contoh Air Kolam
Waktu
Kadar Logam (ppm)
Logam Pb Logam Cd
Kolam l Kolam ll Kolam lll Kolam l Kolam ll Kolam lll
Minggu Pertama
Minggu Ketiga
Minggu Kelima
Minggu Ketujuh
0,691
0,682
0,689
0,691
0,692
0,697
0,689
0,690
0,690
0,689
0,689
0,689
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.
Tabel 3. Data Kadar Logam Pb dan Cd Pada Contoh Sedimen Kolam
Waktu
Kadar Logam (ppm)
Logam Pb Logam Cd
Kolam l Kolam ll Kolam lll Kolam l Kolam ll Kolam lll
Minggu Pertama Minggu Ketiga Minggu Kelima Minggu Ketujuh
42,629
42,819
24,024
25,225
58,941
24,259
21,856
25,213
23,638
25,532
8,995
25,272
6,777
11,061
9,857
13,335
11,111
9,953
8,967
14,324
6,901
8,461
9,825
11,366
Analisa logam..., Susanto, FMIPA UI, 2008.